Dikutip The Shillong Times, Rabu (2/6), pembangunan masjid sebagian besar dilakukan oleh para perajin Hindu setempat yang bekerja untuk para ustadz. Oleh karena itu, masjid awal Kerala menyerupai bangunan tradisional yang ada di wilayah tersebut.
Bagi umat Islam yang telah menetap di sana, kuil Hindu atau ruang teater atau koothambalam menjadi model untuk mengamati dan menggabungkan dalam tren arsitektur yang muncul.
Selain itu, aspek sejarah penting dalam pembangunan masjid ini adalah perdagangan. Jazirah Arab memiliki hubungan perdagangan langsung dengan pantai Kerala sejak zaman pra-Islam.
Salah satu legenda menyatakan saat berjalan dengan ratunya di istana suatu hari, raja Chera menyaksikan bulan terbelah menjadi dua. Dengan terkejut, dia meminta astronomnya untuk mencatat waktu yang tepat dari peristiwa ini.
Ketika para pedagang Arab mengunjunginya, dia menceritakan kisah itu. Mereka bercerita tentang mukjizat Nabi Muhammad. Dalam versi lain, raja melihat bulan dalam mimpi.