Selasa 01 Jun 2021 04:50 WIB

Samira , Muslimah Palestina yang Perjuangkan Pengungsi

Samira merupakan seorang sarjana Islam yang sangat dihormati.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Agung Sasongko
Samira Mohyeddin
Foto:

Tindakannya mencerminkan hubungan dia dan suaminya miliki dengan Ikhwanul Muslimin yang dikenal karena partisipasi perempuannya sejak awal. Sheikh Azzam adalah pendukung hak-hak perempuan. Samira menceritakan bagaimana putri-putrinya didorong untuk terus menuntut ilmu dan aktif dalam komunitas.

Kedatangan seorang pelopor feminisme Islam, Zaynab Al-Ghazali pada November 1985 menimbulkan kegembiraan yang luar biasa. Pandangannya diterbitkan oleh majalah wanita yang disumbangkan Samira secara teratur.

Dilansir Middle East Monitor, Senin (31/5), kerap kali beberapa isu soal perempuan dilontarkan pada Samira atau Sheikh Azzam, contohnya poligami.

Ketika ditanyai itu, Samira hanya tersenyum dan mengatakan keluarga adalah hal terpenting bagi suaminya meskipun banyak tawaran pernikahan yang diajukan kepada Sheikh Azzam. Semua tawaran itu ditolak karena dia tidak memberikan cukup waktu kepada Samira.

Penting bagi dunia agar mengetahui sosok Muslimah yang berkontribusi pada kesejahteraan masyakarat dan mengubah banyak kehidupan di seluruh dunia, khususnya para pengungsi. Samira Mohyeddin (1948-2021), Inna lillahi wa inna ilayhi raji\'un. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement