REPUBLIKA.CO.ID, Muslimah Palestina, Samira Mohyeddin, yang dikenal jutaan orang sebagai istri dari figur utama pergerakan Islam Sheikh Abdullah Azzam, menghembuskan napas terakhirnya di Yordania akibat virus Covid-19. Seperti sang suami, dia memiliki pengaruh besar pada orang-orang yang tidak beruntung di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia.
Samira merupakan seorang sarjana Islam yang sangat dihormati. Dia banyak berkontribusi pada umat Islam, misalnya sebagai Kepala Komite Wanita di Kantor Layanan Mujahidin, Peshawar, Pakistan. Setelah kematian sang suami dan dua putranya pada tahun 1989, dia kembali ke Yordania dan melanjutkan pekerjaan amal suaminya seraya mengembangkan proyeknya.
Samira mendukung pengungsi di seluruh dunia Muslim dengan bantuan kemanusiaan, panti asuhan, dan sekolah. Bagi menantunya, Anas Abdullah yang menikahi putri bungsunya Sumayya tahun 1990, Samira adalah sosok pemimpin yang sangat inspiratif.
“Dia lebih dari seorang ibu dan istri. Selama Ramadhan, tidak ada dari kita yang bisa menyaingi tingkat puasa, ibadah, dan pembacaan Alquran yang dia miliki. Pada akhir setiap Ramadhan, dia akan menyelesaikan membaca Alquran setidaknya enam atau dua kali lipat,” kata Abdullah.