REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung menggelar diskusi soal Palestina bersama Al-Aqsa Working Group (AWG) Lampung dan Kantor Berita Islam Mi'raj News Agency (MINA) Biro Sumatera, Senin (31/5). Head of Marketing ACT Lampung menyatakan, masih banyak netizen di media sosial yang pola pikir dan pemahamannya soal Palestina terbalik.
Diskusi yang bertajuk mengungkap sejarah Palestina dari Masa ke Masa menghadirkan Head of Marketing ACT Lampung Hermawan Wahyu Saputra, Kepala Kantor Berita Islam MINA Biro Sumatra Nurhadis, dan Ketua AWG Biro Lampung M Waliyulloh, juga diikuti Kepala Sub-Regional ACT Sumatra bagian Selatan (Sumbagsel) Dian Eka Darma Wahyuni, Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH) Lampung Rifqi Maulana Akbar.
Head of Marketing ACT Lampung Hermawan Wahyu Saputra menyebutkan, saat ini media sosial menguasai dan sekaligus mengendalikan netizen dalam membentuk pola pikir dan pemahamannya terkait Palestina. Hingga saat ini, ternyata masih ada netizen yang pemahamannya terbalik bahwa Palestina merebut tanah yang telah dikuasai zionis Yahudi.
"Kenapa kita harus membuka sejarah lagi, karena saat ini media sosial yang menguasai segala bentuk Informasi, apa yang dipikirkan netizen ditentukan apa yang dia lihat di media sosial, dan tidak semua informasi yang ada itu tepat dan terpercaya, bahkan masih ada yang pemahamannya terbalik soal Palestina, Ini yang harus kita luruskan baik dari atas sampai pada akar-akarnya. Masih banyak warga desa yang kalau ditanya apakah yang terjadi di Palestina, itu jawabannya tidak sesuai," ujar Hermawan dalam keterangan pers yang diterima, Senin (31/5).
Ia mengungkapkan, ACT Lampung sedang berusaha memberikan edukasi di berbagai lapisan masyarakat dan ini sejalan dengan program dari AWG dan MINA. "Semua kita kumpulkan dan kita edukasi soal sejarah Palestina secara mendalam, bahwasanya kita punya punya tanggung jawab terhadap Palestina," katanya.
Menurut dia, sejarah ini yang akan digaungkan terus kepada masyarakat melalui edukasi-edukasi. Saat ini yang sudah dilakukan penggalangan dana, pengumpulan donasi. "Namun, apa artinya ketika kita menyalurkan dana besar ke Palestina tetapi dari sisi diplomatik untuk pembebasan Palestina itu tidak berjalan dan pengetahuan masyarakat juga masih terbatas soal Palestina," lanjutnya.
Kepala Kantor Berita Islam MINA Biro Sumatera Nurhadis menekankan, advokasi ini bisa diserap seluruh lapisan masyarakat termasuk wartawan, karena itu mungkin juga akan menambah wawasan Ke-Palestinaan dan membuat para jurnalis untuk lebih peduli terhadap Palestina.
Untuk itu, Hadis mengusulkan agar diadakan program sayembara penulisan artikel Al-Aqsha dan Palestina untuk wartawan se-Lampung. "Kalau wartawan memahami betul permasalahan di Palestina, tentu akan muncul tulisan-tulisan yang dapat mengedukasi masyarakat pembaca media," katanya.
Ketua AWG Biro Lampung M Waliyulloh menyatakan, AWG siap untuk sosialisasi terkait sejarah Al-Aqsa dan Palestina, baik dari segi materi sosialisasi dan juga tenaga pengedukasinya. "Karena memang penting sekali edukasi ini, bahkan kalau mau membahas sejarah Palestina dan Yahudi kalau bisa kupas dari sejak diciptakannya manusia," tuturnya.
Harapannya ke depan, tercipta kerjasama yang baik antara AWG dan ACT dalam langkah-langkah teknis, seperti penyediaan SDM Duta Muda Al-Quds oleh AWG untuk sosialisasi ke masyarakat, bersama dengan MRI dan ACT di berbagai kabupaten se-Lampung. AWG juga siap mengadakan Dauroh Al-Quds dan mengundang lembaga-lembaga peduli Palestina sebagai bagian dari advokasi.