Kesadaran akan tujuan penciptaan inilah, kata dia, menjadi sebab kebahagiaan yang menenteramkan kehidupan dunia dan akhirat dan mengenyangkan jiwa yang lapar dan dahaga serta memberikan rasa aman dari ketakutan sebagaimana ini tertuang dalam QS. Al-Quraisy ayat 3-5.
Hikmah ketiga, gerakan 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi interaksi) yang merupakan efek pandemi ini mengajarkan akan pentingnya "hifzu nafs", menjaga diri dari kebahayaan sebagai wujud benarnya tawakal hamba kepada Rabnya dengan mematuhi protokoler kesehatan lainnya yang telah disampaikan pihak berwenang dan itu merupakan bagian dari undang-undang hukum Islam.
Ia mengemukakan hikmah tersembunyi dengan memakai masker, yakni Allah ingin manusia mengurangi pembicaraan yang tidak perlu, kata-kata yang menyakitkan, dan canda tawa yang berlebihan."Allah ingin kita merenungi dosa lisan kita dan menutupnya agar tidak mudah berkata dusta, berkata kasar dan berbuat ghibah serta adu domba," katanya.
Dengan mencuci tangan, kata dia, bukan sekadar membersihkan fisik tangan, tetapi Allah pun ingin manusia menyadari dosa melalui tangan masing-masing."Apa yang kita ketik di media sosial, apa yang kita 'browsing' di dunia maya, dan apa saja kezaliman tangan kita yang mungkin tak terhitung. Cuci tangan kita dari dosa tersebut dengan taubat 'nasuha'," katanya.
Hal itu diingatkan Rasulullah Muhammad SAW, yakni "Seorang Muslim itu adalah yang selamat Muslim yang lain dari keburukan lisannya dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang diharamkan Allah," sesuai HR. Bukhari dan Muslim.