Sabtu 24 Apr 2021 21:18 WIB

Apa Pemicu Kemarahan Erdogan kepada Siprus Turki?  

Erdogan marah kepada Siprus karena kebijakannya soal Alquran ditolak

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Erdogan marah kepada Siprus karena kebijakannya soal Alquran ditolak
Foto:

Menurutnya, 45 masjid baru telah dibangun di Siprus Turki sejak 2002. Angka ini meningkat tajam dibandingkan hanya sembilan masjid tercatat dalam tiga dekade sebelumnya.

Seorang akademisi yang berspesialisasi dalam profil keagamaan Siprus, Ali Dayioglu, mengatakan pembentukan administrasi urusan agama pada  2004 adalah perkembangan penting.

Pada tahun-tahun berikutnya, penyimpangan Turki dari Uni Eropa membuat negara itu lebih fokus pada agenda Islamnya di pulau Siprus Turki. Kursus Alquran tanpa izin dibolehkan beroperasi pada 2009. 

"Pihak berwenang menahan diri untuk melegalkannya karena terhalang oposisi dari serikat pekerja dan kelompok masyarakat sipil," kata akademisi tersebut.

Pada 2013, kursus Alquran diizinkan untuk diadakan di sekolah dan masjid. Tetapi setelah mendapat penolakan keras dari para guru, kegiatan kursus tersebut dibatasi tiga tahun kemudian.

Saat itu, jumlah siswa yang mengikuti kursus telah melonjak menjadi sekitar 5.000, dari 2.000 pada tahun 2009. Sementara itu, budaya agama dan pengetahuan moral menjadi mata pelajaran wajib di sekolah umum pada tahun 2009, diikuti dengan pengenalan bagian teologi di sekolah menengah kejuruan pada 2011.

Tren tersebut memuncak pada peresmian perguruan tinggi teologi pada tahun 2012. Serikat pekerja yang menentang pendidikan berbasis agama melakukan tindakan hukum sebanyak dua kali untuk memaksa penutupan perguruan tinggi tersebut, namun gagal.

Pada 2017, Siprus utara memiliki 212 masjid dan mushala. Tetapi tidak ada satu pun tempat ibadah yang dibangun untuk Alevis, minoritas Muslim yang berbeda.

Dukungan keuangan Turki telah berperan penting dalam kegiatan tersebut, yang disalurkan melalui kantor bantuan di Kedutaan Besar Turki di Nicosia. Alokasi kedutaan untuk layanan keagamaan mencapai 19 juta lira Turki pada 2017, naik dari 11,5 juta lira pada 2009.

Ankara mengatakan kenaikan itu terjadi karena menanggapi permintaan yang ada. Tetapi, menurut Dayioglu, permintaan itu berasal dari pemukim Turki daripada penduduk asli.

Para pemukim didorong untuk pindah ke pulau itu sejak intervensi militer Turki pada 1974. Jumlah mereka setidaknya seperempat dari 215 ribu populasi TRNC, selain ribuan warga negara Turki lainnya yang bekerja atau belajar di sana.

Baik Hatay maupun Dayioglu percaya upaya Ankara untuk mempromosikan kesalehan memiliki peluang kecil untuk berhasil di antara penduduk asli pulau. Meski demikian, mereka setuju bahwa komunitas pemukim bisa lebih rentan. Dayioglu mencatat para migran yang telah pindah sejak tahun 2000 memiliki profil yang lebih konservatif.

"Proyek AKP gagal diterapkan di antara orang-orang Siprus Turki, jadi mereka beralih ke imigran dari Turki. Mereka ingin menciptakan masyarakat yang saleh dan lusinan asosiasi imigran telah dibentuk untuk tujuan itu." kata Hatay.

Pemerintah Ankara mencoba memproyeksikan pengaruh Turki melalui 'masyarakat sipil' ini. Tak hanya itu, 'asrama saleh' telah dibuka untuk mahasiswa, dengan jumlah yang meningkat terkait dengan ordo religius.

Singkatnya, AKP sedang dalam pencarian terencana untuk mengikis dunia spiritual moderat Siprus Turki, memicu kekhawatiran bahwa benih politik Islam sedang disemai di pulau itu. // Zahrotul Oktaviani 

https://www.al-monitor.com/originals/2021/04/erdogan-furious-his-islamic-ambitions-stumble-turkish-cyprus#ixzz6svFJZm6V 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement