Senin 12 Apr 2021 15:21 WIB

Novan, Pembenci Azan yang Akhirnya Jatuh Cinta kepada Islam

Usai menjadi mualaf, Novan Christianto kini menjadi pelantun azan alias muadzin.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Karta Raharja Ucu
Novan Christianto yang dulu membenci suara adzan kini memeluk Islam dan menjadi muadzin.
Foto:

Berawal dari tengah malam itu, ia mengira, seluruh anggota keluarga sudah tertidur pulas. Kalau begitu, tidak masalah jika kamarnya tidak dikunci. Ternyata, saat ia sedang saat kedua orang tuanya lewat di depan kamar. Mereka memergokinya sedang melakukan ibadah khas Islam.

Saat itu juga, Novan diusir dari rumah. Ia lantas menghubungi mantan guru lesnya. Hanya tiga hari berselang, ia menginap di sana.

Delapan bulan lamanya dirinya terpaksa tinggal jauh dari rumah sendiri. Bagaimanapun, masa-masa renggang dengan keluarga kini sudah lewat. Bahkan, ayahnya sempat mengucapkan dua kalimat syahadat atas pilihan sendiri. Mengenang itu, Novan hanya bisa bersyukur kepada Allah SWT.

"Kata Ayah, ia melihat saya lebih tenang dan damai setelah jadi Muslim. Lalu, Ayah mulai belajar Islam. Tahun 2019, beliau masuk Islam, tetapi belum satu tahun berjalan, Ayah wafat," tuturnya.

Saat ini, Novan terus aktif di berbagai komunitas kajian Islam, termasuk Mualaf Center Indonesia (MCI) cabang Malang, Jawa Timur. Bahkan, beberapa ustadz kemudian memintanya untuk menjadi juru azan. Kini, ia didaulat sebagai muazin di Masjid Bandara Abdurachman Saleh, Malang.

Kalau bisa kembali ke masa lalu, mungkin dirinya tak akan percaya. Dahulu sempat memaki-maki suara azan, Novan justru sekarang rutin mengumandangkan panggilan shalat dari masjid. Mengingat ini, ia bersyukur lantaran Allah menganugerahkan hidayah kepadanya.

Di MCI Malang, dirinya aktif sebagai relawan untuk mualaf. Untuk penghasilan sehari-hari, Novan membuka usaha katering. Harapannya, usaha tersebut berlangsung terus sukses dan berkah sehingga dapat menyediakan lapangan pekerjaan, khususnya bagi sesama mualaf dari kalangan ekonomi terbatas. Sebab, ia merasa, banyak mualaf yang sebenarnya membutuhkan pendampingan tak hanya dari sisi spiritual, tetapi juga materi. "Mereka masih rentan sehingga masih butuh banyak dukungan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement