Terlalu Dini Menebak Kebijakan Joe Biden
Menurutnya, sepertinya masih terlalu dini untuk membayangkan kebijakan Presiden Joe Biden secara komprehensif sepanjang masa pemerintahannya nanti. Oleh karena itu, negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim dan warga individu serta jamaah atau Muslim di negara-negara Eropa, Australia, India, China dan AS sebagai minoritas tidak perlu terjerumus ke dalam euforia penuh harapan pada pemerintahan Joe Biden-Kamala Harris.
"Meski demikian, rekam jejak Joe Biden dapat dilacak sejauh menyangkut Islam sangat berbeda dengan Donald Trump," ujar Prof Azyumardi.
Ia mengatakan, Trump jauh sebelum menjadi presiden AS ke-45 berulangkali mengeluarkan pernyataan tidak bersahabat terhadap Muslim dan Islam. Trump menyatakan masjid perlu ditutup, perlu membuat database Muslim untuk mengawasi dan migran Muslim mungkin saja laskar ISIS.
Namun, rekam jejak Joe Biden nampaknya tidak memperlihatkan sikap bermusuhan terhadap Islam dan Muslim. Selama dua kali masa jabatan sebagai Wakil Presiden AS ke-47 (2009-2017), Joe Biden bersama Presiden Barack Obama memberikan banyak gesture bersahabat dengan Islam dan dunia Muslim.
"Presiden Trump sebaliknya dalam banyak kesempatan mengkritik Obama-Biden sebagai terlalu bersahabat pada Islam atau terlalu pro-Muslim," jelas mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Meski Trump menganggap Joe Biden terlalu bersahabat dengan Muslim, hanya 69 persen pemilih Muslim yang memberikan suara kepada Biden-Harris dalam pilpres lalu. Artinya sekitar 17 persen dari jumlah pemilih Muslim yang masih pro-Trump. Tidak begitu jelas alasan pemilih Muslim yang pro-Trump itu.