Senin 05 Apr 2021 16:14 WIB

Dari benci, Kini Shadab Mencintai Islam

Shadab mengaku awalnya begitu membenci Islam.

Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Seiring perjalannya waktu, Shadab mengetahui kesetaraan dalam Islam yang begitu menginspirasinya. Dalam Islam, kata dia, baik pengemis ataupun bankir berdiri dalam barisan yang sama untuk Shalat. Semua individu sama di mata Islam.

"Anda tidak harus kaya atau dilahirkan dalam kategori sosial tertentu untuk bisa dekat dengan Allah,"kenangnya.

Sebaliknya, lanjut dia, Islam menganjurkan kesetaraan di antara semua manusia. Islam juga menyerukan rasa hormat yang sama tanpa memandang warna kulit, ras, status sosial, dan status keuangan.

Membaca Alquran

Dari pengetahuannya itu, Shadab mencoba menggali lebih dalam soal Islam melalui kitab sucinya. Ia baca Alquran, dan semakin kuatlah ketertarikannya terhadap Islam.

"Disebutkan dalam Alquran, ketika Anda melangkah untuk mengenal Allah SWT maka Dia akan menyambutmu. Saya berjalan merangkak tapi Allah memberikan kemudahan kepada saya untuk memahami inti dari ajaran Islam,"kata dia.

Di saat kecintaan Shadab pada Islam meningkat, masalahnya di rumah berlipat ganda. Dia diam-diam mulai melaksanaakan shalat dan berpuasa di bulan suci Ramadhan.

Perubahan yang dialami Shadab rupanya diketahui keluarganya. Shadab mulai diawasi keluarganya, bahkan pada satu kesempatan kamarnya digeledah. Keluarganya mencari hal-hal yang berbau Islam. Hasilnya, keluarganya menemukan, tasbih, kopiah, dan Alquran.

Perubahan Shadab tak hanya diketahui keluarganya tetapi juga anggota masyarakat di tempat tinggalnya. Mereka mengawasi Shadab dan keluarga. Salah seorang dari mereka bahkan pernah melihat secara langsung, Shadab memasuki sebuah masjid. Pada 2016, Shadab diusir keluarganya saat berusia 23 tahun. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement