Menurut Elisa García-Barragán, desain karya José Ramón Ibarrola dapat dianggap sebagai contoh orientalisme Meksiko yang paling mewah. Ibarrola tidak pernah berkunjung ke Eropa. Namun, gaya itu ia dapat dari sahabatnya, Eduardo Tamariz, seorang arsitektur neo-Arab di Meksiko. Perpaduan elemen yang digabungkan seperti lengkungan di ruangan dan penggunaan warna cerah menyebabkan konstruksi yang dikenal “The Mexican Alhambra.”
Sementara untuk eksteriornya, bisa dilihat dari pintu masuk Masjid Agung, Cordoba, Argentina yang meniru Alhambra yaitu berbentuk lengkungan tapak kuda besar. Saking berkembang gaya Alhambra, bangunan teater, bioskop, dan tempat hiburan juga mengadopsi itu. Contohnya, Teater Juarez, San Martin, Buenos Aires.
Dilansir Aramco World, Ahad (4/4), aspek lain yang kental dengan Alhambra adalah dekorasi taman. Beberapa taman di Amerika Latin menerapkan dekorasi seperti di Istana Alhambra. Misal, di Taman La Tropical, Kuba, tidak hanya meniru tiang dan lengkungan dan ubin tapi taman diatur berdampingan di sekitar air mancur serta saluran irigasi.
Di Amerika Latin, wilayah Karibia paling banyak ditemui bangunan dengan gaya neo-Arab. Contohnya, Pedro Adolfo de Castro (1928) yang memasukkan replika air mancur singa Istana Alhambra. Perumahan Istana Pablo Donato karya Aciscio del Valle y Blanco yang dibangun antara 1913 dan 1917 terkenal dengan eklektisisme. Banyak bahan yang digunakan meliputi marmer Carrara, pualam Italia, keramik dari Venesia dan Granada, besi Spanyol, mosaik dari Talavera, kerajinan kaca Eropa, dan mahoni Kuba. n Meiliza Laveda