REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF-PBNU) memprediksi awal Ramadhan 1442 Hijriah bertepatan pada Selasa, 13 April 2021. Kendati demikian, NU masih akan tetap menunggu hasil rukyat hilal yang akan dilakukan pada Senin (12/4) mendatang.
Ketua LF-PBNU KH Sirril Wafa mengatakan, waktu pelaksanaan rukyatul hilal tersebut bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1442 Hijriah. Kalau misalnya di sore harinya tidak ada yang melihat hilal, menurut dia, maka kemungkinan bisa istikmal atau menyempurnakan bilangan bulan Sya'ban menjadi 30 hari.
“Kalau secara perhitungan, insyaAllah bisa sama (awal Ramadhan tahun ini). Cuma, masalahnya kalau di NU itu kan agak lain. Kalau misalnya di seluruh Indonesia nanti tidak ada yang berhasil melihat hilal, nanti bulan Sya’ban bisa jadi 30 hari. Ini (Ramadhan) bisa jadi hari Rabu,” ujar Kiai Sirril saat dihubungi Republika.co.id, Jum’at (2/4).“Tapi saya berdoa mudah-mudahan bisa sama semua,” imbuh dia.
Terkait data hilal penentuan awal Ramadhan tahun ini, menurut dia, ijtimak/konjungsi akan terjadi pada 12 April 2021 dari pukul 09.32 WIB sampai waktu Maghrib atau sekitar delapan jam.“Nah, ketinggilan hilal pada saat Maghrib, di pulau Jawa khususnya, itu lebih dari 3 derajat. Cuma, 3 derajat itu termasuk lumayan minim, apalagi sekarang sering mendung, hujan. Ya mudah-mudahan nanti ada yang behasil (melihat),” jelas Kiai Sirril.
Kiai Sirril menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19 LF-PBNU akan menggelar rukyatul hilal dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Masing-masing titik nantinya juga dibatasi untuk 10 orang saja. Namun, terkait jumlah titiknya ia belum bisa mengumumkannya.
“Kalau jumlah titiknya belum fiks karena masih pendataan. Tapi tidak jauh dari tahun kemarin (38 titik), dan karena masih suasana Covid-19 kita tetap laksanakan dengan pembatasan peserta,” ucap Kiai Sirril.
Untuk menentukan awal Ramadhan tahun ini, menurut dia, LF-PBNU juga akan bekerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya, seperti Kementerian Agama maupun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).