REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Media Arab Saudi, Saudi Gazette melaporkan adanya penyerangan di Masjidil Haram, Makkah. Pasukan Keamanan Haram berhasil menahan seorang pria yang membawa pisau pada Rabu (30/4) lalu. Juru bicara polisi mengatakan, pria itu sempat meneriakkan dukungan kepada kelompok dan organisasi teroris.
Jika dilihat dari sejarah, penyerangan tersebut bukan pertama kali di Masjidil Haram. Pada dini hari tanggal 20 November 1979 lalu, sekitar 50 ribu umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul untuk sholat subuh di halaman yang mengelilingi Ka’bah. Di antara mereka ada 200 pria yang berbaur dipimpin oleh pria bernama Juhayman al-Utaybi (40 tahun). Setelah selesai shalat, Juhaiman dan para pengikutnya mendorong imam sholat dan merebut mikrofon. Para pengikutnya mengeluarkan pistol dan senapan dari peti mati yang ada di sana.
Salah satu dari mereka mengumumkan adanya kedatangan Imam Mahdi. Dalam Islam, Imam Mahdi memang sudah diramalkan akan datang yang diberi kekuatan besar oleh Allah dan akan mengantarkan umat Islam ke era di mana keadilan ditegakkan.
Dilansir BBC, Jumat (2/4) Mahdi saat itu muncul di tengah mereka bernama Mohammed bin Abdullah al-Qahtani. Melihat kondisi itu, para pengunjung bergegas menuju pintu keluar yang masih dibiarkan terbuka. Dalam waktu satu jam, orang-orang bersenjata berhasil mengambil ahli Masjidil Haram. Mereka langsung menantang otoritas Arab Saudi. Namun, pemerintah Saudi berhasil merebut kembali Masjidil Haram dan menangkap para oknum.
Penyerangan selanjutnya terjadi pada 1989. Dikutip Islamic Information, pada haji saat itu terjadi dua ledakan besar. Ledakan pertama di trotoar menuju Masjidil Haram dan ledakan kedua di jembatan dekat masjid. Insiden ini mengakibatkan 16 orang luka parah dan satu orang meninggal.
Puluhan tahun selanjutnya pada 2016, terjadi ketegangan antara Arab Saudi dan Yaman. Milisi Houthi menyerang kota Makkah dan menargetkan masjid suci dengan menembakkan roket. Namun, pasukan angkatan udara Saudi berhasil melawan dan menghentikan serangan.
Setahun kemudian, Pasukan Keamanan Saudi mencegah serangan yang akan terjadi di Masjidil Haram, Makkah. Dikutip CNN, seorang tersangka dalam serangan yang direncanakan ke masjid meledakkan dirinya di lingkungan terdekat masjid. Ledakan tersebut menyebabkan runtuhnya sebagian bangunan tempat tersangka bersembunyi. Akibat ledakan ini, enam ekspatriat terluka dan lima personel keamanan mengalami luka ringan. Lima orang termasuk seorang wanita yang diduga terlibat dalam komplotan itu ditangkap.