REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kepala Urusan Dua Masjid Suci, Syeikh Abdul Rahman Al-Sudais mengumumkan bahwa selama Ramadhan dilarang membagikan makanan berbuka penangguhan penyebaran buka puasa (sofras) secara mandiri dan melakukan i'tikaf di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Dia mengatakan pengurus masjid akan menyediakan makanan buka puasa bagi mereka yang mengunjungi Masjidil Haram dan bekerja sama dengan panitia termasuk makanan sahur (makan subuh) untuk pengunjung, jamaah, dan lainnya di Arab Saudi serta area Masjid Nabawi dan halaman serta bangunan lainnya yang dilarang.
Syeikh Al-Sudais mengatakan hal ini selama pertemuan media tahunan yang diadakan secra daring untuk meluncurkan jadwal kegiatan pengurus dua masjid selama musim Ramadhan tahun ini. Sorotan utama dari rencana Ramadhan adalah mengatasi pandemi dengan mematuhi tindakan pencegahan dengan protokol kesehatan.
"Pertama adalah mendapatkan vaksin, menjaga jarak sosial dan mengenakan masker untuk menjaga kesehatan dan keselamatan jamaah, dan jamaah umrah," kata dia.
Syeikh Al-Sudais mengumumkan kesiapan penuh kepresidenan untuk menerima jamaah shalat dan jamaah umrah. Mataf (area untuk mengelilingi Kakbah) akan diperuntukkan hanya untuk jamaah umrah dan akan ada lima area yang ditentukan di dalam Masjidil Haram dan halaman timurnya untuk melakukan sholat.
“Penerjemah yang bekerja di Masjidil Haram akan memberikan layanan bimbingan dan menerjemahkan pertanyaan kepada ulama yang akan mengeluarkan fatwa (fatwa) dalam 23 bahasa. Juga akan ada penerjemah bahasa isyarat untuk khotbah Jumat," kata kepala presiden itu.
Syekh Al-Sudais mengatakan, akan ada mushola dan toilet khusus untuk orang berkebutuhan khusus di depan Jembatan Ajyad dan Gerbang Raja Fahd di halaman timur Masjidil Haram.