REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap vaksinasi Covid-19 di kalangan pengurus dan pengajar pondok pesantren (ponpes) bisa segera dilakukan.
Ketua Satkor Covid-19 RMI PBNU, KH Ulun Nuha, menyebut sejak awal pihaknya menyadari jika vaksinasi merupakan bagian dari ikhtiar yang sangat penting untuk melindungi para Kiai dan santri dari ancaman pandemi.
"Menurut catatan kami, hingga minggu lalu ada 413 Kiai yang meninggal dunia. Kami merasa sangat kehilangan dan berupaya semaksimal mungkin berikhtiar, termasuk vaksinasi Covid-19," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (28/3).
Sejauh ini, ia menyebut berdasarkan hitungan diinternal, jumlah Kiai yang sudah divaksin sejauh ini kurang dari 5 persen. RMI PBNU membagi kelompok pengasuh pondok pesantren dam Kiai yang sudah divaksin ini dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama merupakan mereka yang dipilih oleh pemerintah sebagai penggerak atau //Key Opinion Leader// (KOL), yang dapat membantu kampanye vaksinasi.
Kelompok kedua adalah Kiai dan Nyai yang divaksin mengikuti program prioritas kelompok lansia. Kiai dan Nyai yang masuk daftar ini jumlahnya disebut relatif banyak.
Kelompok terakhir adalah kelompok yang menerima vaksin karena posisinya sebagai Kiai atau pengajar. Untuk posisi ini, Kiai Ulun menyebut jumlahnya belum banyak.
"Kelompok terakhir ini yang sangat kami harapkan. Jika jumlahnya diperbanyak, maka semakin banyak yang mendapat fasilitas vaksin," kata dia.
Para Kiai maupun guru yang masuk dalam kelompok ketiga ini dinilai harus segera mendapat prioritas, mengingat aktifitasnya yang bersinggungan dengan santri.
Terlebih, Kiai ulun menyebut sebentar umat Muslim memasuki bulan Ramadhan, dimana aktifitas pesantren pasti mengalami peningkatan. Termasuk, pesantren akan segera libur sehingga perlu perlindungan ekstra.
Pesantren yang tercatat berada di bawah RMI PBNU sekitar 24.800. Jumlah pengasuh termasuk pengajarnya bisa lebih dari angka itu. Satu pesantren saja, pengajarnya disebut bisa sampai 50 orang.
"Maka, jumlah yang perlu divaksin ini banyak, belum lagi yang di pesantren besar, yang pasti akan berkali lipat. Total dewan guru di seluruh pesantren sekitar 2 juta orang," kata Kiai Ulun.