Sebuah laporan oleh Utrecht Data School dan majalah De Groene Amsterdammer menemukan lebih dari 30 persen tweet yang diarahkan ke Bouchallikht adalah pesan kebencian atau ancaman. Sebuah surat terbuka pada Desember yang ditandatangani oleh puluhan politikus Inggris, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi mengecam perlakuan rasialis dan islamofobia terhadap Bouchallikht.
"Klaim ekstremisme yang dibebankan terhadapnya berasal dari platform online sayap kanan yang sejak itu diulang tanpa kritik oleh politisi dan media arus utama," bunyi surat itu.
"Ini bukan kejadian yang tidak biasa, tapi pola yang sangat familiar yang dialami oleh orang kulit berwarna dan Muslim secara terus-menerus oleh fanatisme yang bangkit kembali dan berani, xenofobia dan rasialisme di seluruh dunia,” tambah surat tersebut.
Dalam wawancara 2020 dengan Dutch GLAMOR, Bouchallikht menjelaskan banyak orang di Belanda cenderung mengasosiasikan agamanya dengan terorisme dan negativitas. Banyak yang terkejut melihat seorang Muslim terlibat dalam aktivisme iklim.
"Saya percaya bumi diberikan kepada kita oleh Tuhan dan kita harus menjaganya dengan baik," katanya.