REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Seorang aktivis iklim perempuan Muslim Kauthar Bouchallikht akan memasuki parlemen Belanda tahun ini. Dia berhasil mendapatkan jabatan itu meskipun menghadapi apa yang disebut pendukungnya sebagai kampanye islamofobia dan rasialisme.
"Wow. Kami berhasil. Terlepas dari segalanya, terima kasih untuk segalanya," tulis Kauthar Bouchallikht di Twitter dilansir dari The New Arab, Ahad (21/3).
Politikus berusia 26 tahun itu juga menambahkan dia akan bekerja untuk kesetaraan dan keadilan bersama. Hasil resmi pemilihan parlemen Belanda belum diselesaikan, tetapi laporan media lokal telah mengonfirmasi hasil awal yang menunjukkan kemenangan Bouchallikht pada pemilihan.
Bouchallikht merupakan keturunan Maroko dan mewakili partai GroenLinks (Kiri Hijau) di parlemen. Pemilihannya terjadi meskipun partainya kalah secara keseluruhan dan kampanye sayap kanan melawan aktivis iklim yang mendapat perhatian internasional.
Bouchallikht menghadapi tuduhan terkait dengan Ikhwanul Muslimin yang kontroversial, sebuah organisasi Islam yang pandangannya dia tolak. Dia juga dituduh antisemit di media Belanda atas aktivisme pro-Palestina. Bouchallikht menolak klaim tersebut.