Kamis 11 Mar 2021 13:01 WIB

500 Ribu Unggahan Israel Berisi Kebencian pada Palestina

Sepanjang 2020, ada peningkatan sekitar 16 persen ungkapan anti-Palestina.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Ujaran Kebencian
Foto: Pixabay
Ilustrasi Ujaran Kebencian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang 2020, ada peningkatan sekitar 16 persen ungkapan anti-Palestina dan hasutan oleh orang Israel di media sosial. Laporan dari Indeks Rasisme dan Hasutan di Jaringan Sosial Israel yang diproduksi oleh Pusat Arab untuk Kemajuan Media Sosial (7amleh) itu, melaporkan pada 2020 terdapat 574 ribu percakapan daring yang mencakup bahasa kekerasan.

Jumlah 16 persen itu, mencakup peningkatan sekitar 79 ribu unggahan pidato kekerasan dari tahun sebelumnya. Khususnya, yang ditujukan pada orang Palestina dan Arab. Artinya, satu dari 10 unggahan Israel tentang Palestina dan Arab berisi bahasa kekerasan

Baca Juga

Mengutip Al Araby, Kamis (11/3), mayoritas unggahan atau sekitar 64 persennya menggunakan bentuk bahasa rasis. Sementara 29 persen lainnya menggunakan ujaran kebencian dan bahasa yang menghasut sekitar tujuh persen unggahan.

Dikatakan, platform yang paling populer digunakan orang Israel untuk menyebarkan bahasa rasis adalah Twitter, sekitar 61 persen. Diikuti Facebook sekitar 19 persen. Platform di tahun 2020 ini mengalami perubahan, khususnya saat Facebook menjadi yang dominan di tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, di 2020, 7amleh mencatat ada dua lonjakan lain dalam ujaran kebencian daring. Lonjakan pertama dan terbesar terjadi di Maret, saat pemilihan Israel terjadi. Sedangkan lonjakan kedua terjadi enam bulan kemudian, saat Israel dan UEA menandatangani perjanjian normalisasi.

Dalam sebuah video yang diproduksi untuk menyertai laporan tersebut, 7amleh juga menyoroti beberapa contoh jenis perkataan yang mendorong kebencian oleh orang Israel. Seperti, "Tidak setiap orang Arab adalah teroris, tetapi setiap teroris adalah orang Arab". "Semua anggota Knesset Arab mendukung terorisme," tulis seorang pengguna media sosial asal Israel itu.

Tak sampai di sana, unggahan lain juga bernada sama, "Sungguh memalukan mereka tidak mengusir semua orang Palestina ke Yordania dan Suriah dalam Perang Enam Hari, dan kami akan terhindar dari sakit kepala ini setelah 53 tahun," tulis yang lain.

Unggahan tersebut seakan didukung oleh sebuah jajak pendapat oleh Pusat aChord Universitas Ibrani. Mereka menunjukkan, 49 persen dari semua orang Israel yang religius dan 23 persen orang Israel sekuler menunjukkan dukungan untuk mencabut kewarganegaraan orang Israel Palestina.

https://english.alaraby.co.uk/english/news/2021/3/10/israeli-hate-speech-against-palestinians-spikes

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement