Senin 08 Mar 2021 18:57 WIB

Perjalanan Panjang Ulama Perempuan Sejak Zaman Rasulullah

Banyak para perempuan yang menjadi ulama yang memainkan peran beragam

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Subarkah
Rahmah el-Yunusiah ulama perempuan di Padang Panjang, Sumatera Barat.
Foto: google.com
Rahmah el-Yunusiah, ulama perempuan di Padang Panjang, Sumatra Barat.

“Pandangan ini muncul menyusul kehancuran Islam akibat serbuan tentara Mongol pada 1256. Dan, sebelumnya serbuan tentara salib. Kehancuran ini diikuti kehancuran di Andalusia. Sekitar abad ke-13 sampai abad ke-19 stagnan ulama perempuan tidak muncul,” kata dia.

Baru muncul lagi tokoh bernama Rifa’ah Rafi ath-Thahthawi (1801-1873 M) yang dipandang sebagai orang pertama atau pelopor yang membawa pembaruan pemikiran Islam. Dia juga berani mengkritik pandangan-pandangan konservatif yang merendahkan perempuan.

Ath-Thahthawi menuliskan gagasan dan kritiknya dalam buku berjudul Takhlish al-Ibriz fi Talkish Paris dan al-Mursyid al-Amin li al-Banat wa al-Banin. Selain itu, ada pula tokoh Qasim Amin yang paling menonjol dalam isu perempuan. Dia menulis buku berjudul Tahrir al-Mar’ah (Pembebasan Perempuan). Setelah itu, banyak bermunculan tokoh perempuan termasuk di Indonesia. Dari situ, muncul tokoh-tokoh baru yang ikut memperjuangkan hak perempuan sampai saat ini.

“Di Indonesia ada Rahmah el-Yunusiah, ulama perempuan di Padang Panjang, Sumatra Barat. Bahkan, Rahmah mendapat gelar kehormatan “syekhah” dari Universitas al-Azhar. Sementara itu, di Jombang, Jawa Timur, ada putri dari KH Hasyim Asy’ari bernama Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari. Di Aceh juga ada ulama perempuan terkenal bernama Teungku Fakinah atau Teungku Faki,” kata dia.

https://www.youtube.com/watch?v=XfhJxIW5j30

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement