REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di kalangan bangsa Arab pada masa Jahiliyah terdapat beberapa kelas masyarakat yang kondisinya berbeda satu sama lain. Hubungan seseorang dengan keluarga di kalangan bangsawan Arab sangat diunggulkan dan diprioritaskan, dihormati, dan dijaga, sekalipun harus dengan pedang yang terhunus dan darah yang tertumpah.
Jika seseorang ingin dipuji dan terpandang di mata bangsa Arab karena kemuliaan dan keberaniannya, maka dia harus banyak dibicarakan kaum wanita. Jika seorang wanita menghendaki, maka dia bisa mengumpulkan beberapa kabilah untuk suatu perdamaian, dan jika mau dia bisa menyalakan api peperangan dan pertempuran di antara mereka.
Sekalipun begitu, seorang laki-laki tetap dianggap sebagai pemimpin di tengah keluarga, yang tidak boleh dibantah dan setiap perkataannya harus dituruti. Hubungan laki-laki dan wanita harus melalui persetujuan wali wanita. Seorang wanita tidak bisa menentukan pilihannya sendiri. Begitulah gambaran secara ringkas kelas masyarakat bangsawan di masa Arab Jahiliyah.
Sedangkan kelas masyarakat lainnya beraneka ragam dan mempunyai kebebasan hubungan antara laki-laki dan wanita. Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam buku Sirah Nabawiyah menuliskan bahwa tidak bisa menggambarkannya secara detail kelas masyarakat ini kecuali dengan ungkapan-ungkapan yang keji, buruk, dan menjijikan.