Karena itulah, maka umat Islam terpecah-pecah menjadi berkelompok-kelompok mengikuti para pemimpinnya masing-masing. Pemimpin-pemimpin yang pada hakekatnya sudah tidak memperjuangkan ketinggian dan kemuliaan Islam, tetapi hanyalah memikirkan kedudukannya sendiri.
Akibatnya masyarakat Islam kini menjadi lemah dan lesu, lebih-lebih kalau menghadapi pihak luar. Bagaimana umat Islam tidak lesu kalau jiwa perjuangan sudah tidak berkobar lagi. Dan bagaimana jiwa umat Islam akan dapat bangkit, kalau pemimpin-pemimpinnya hanya bisa berseru dengan suara lantang, tetapi jauh dari keikhlasan jiwa?
Petuah KH Faried Ma’ruf
Sebagai Wakil Ketua PP Muhammadiyah, dalam pidatonya saat peresmian berdirinya Akademi Tabligh Muhammadiyah tanggal 18 November 1958 di Gedung Muhammadiyah Yogyakarta, KH Faried Ma’ruf mengatakan, pada dewasa ini masyarakat alam Islami pada umumnya dan masyarakat umat Islam Indonesia pada khususnya, tengah diliputi oleh suasana kelesuan dan kemunduran. Menurut hemat KH Faried Ma’ruf, kelesuan dan kemunduran umat Islam itu pada garis pokoknya hanyalah karena tidak menunaikan akan perintah agamanya hampir dalam segala lapangan hidup mereka itu.
Hingga karenanya, maka ruh Islam yang ada pada sanubari mereka itu menjadi lemah. Padahal ruh Islam itulah yang dapat menjadikan umat Islam umat yang dinamis, progresif, lincah dan gembira beramal.
Demikianlah sebab pokok yang melemahkan ruh Islam yang ada pada dada mereka, yang karenanya menjadikan kemacetan gerak umat Islam seluruhnya; dan bahkan itu pulalah yang menyebabkan jumlah umat Islam yang besar sekarang ini tidak dapat diwujudkan menjadi potensi yang riil. Tetapi bila garis pokok itu agak kita perkecil, maka sebab itu dapat kita bagi-bagi lagi, antara lain: 1). Kelengahan umat Islam sendiri terhadap pendidikan Islam. 2). Akibat dari kelengahan umat Islam terhadap pendidikan Islam menyebabkan ruh Islam itu lemah, maka mudahlah terserang dan digoyahkan oleh faktor-faktor dari luar.
Kelengahan umat Islam itu telah sedemikian kronisnya, sehingga menyebabkan sejak perseorangannya, masyarakat perkampungannya dan sampai masyarakat umat Islam yang lebih luas menjadi lemah ruh ke-Islamannya. Akibatnya umat Islam tinggal ada pada pengakuannya saja, sedang jiwa dan ruh Islamnya hampir sama sekali tidak ada kekuatannya.