Jumat 29 Jan 2021 17:08 WIB

Kanada Jadikan 29 Januari Hari Kenang Serangan Masjid Quebec

Warga Kanada memiliki tanggung jawab memerangi diskriminasi.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Kanada Jadikan 29 Januari Hari Kenang Serangan Masjid Quebec. Karangan bunga tanda berduka diletakkan di dekat TKP penembakan Masjid Pusat Kebudayaan Islam Quebec, Quebec City, Kanada.
Foto:

Aksi kemarahan rasialis sang penembak itu telah dipicu secara online. Hal itulah yang menjadi alasan NCCM mengadvokasi peraturan untuk menangani kebencian online sembari menghormati kebebasan sipil.

"Tetapi masih banyak yang perlu dilakukan dalam hal tindakan ini, termasuk pembongkaran 300 kelompok supremasi kulit putih yang beroperasi di Kanada," kata kepala eksekutif NCCM, Mustafa Farooq, dalam sebuah wawancara.

Pelaku penembakan masjid Quebec, Alexandre Bissonnette, akhirnya mengaku bersalah atas enam tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan enam percobaan pembunuhan. Awalnya, ia dijatuhi hukuman 40 tahun penjara tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.

Namun, pada November 2020, pengadilan banding mengurangi hukumannya menjadi penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat selama 25 tahun. Setelah penembakan tersebut, perdebatan sengit meletus di Kanada tentang konsep Islamofobia.

Islamofobia umumnya dipahami sebagai ketakutan atau kebencian yang tidak rasional terhadap Muslim atau Islam yang pada gilirannya mengarah pada diskriminasi atau kekerasan. Namun, gerakan mengutuknya diambil oleh hak politik sebagai upaya membungkam kritik terhadap Islam secara lebih luas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement