Kamis 28 Jan 2021 08:31 WIB

Simbol Toleransi, Masjid Ini Dibangun Pengusaha Hindu

Pengusaha Hindu bangun sebuah masjid.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Simbol Toleransi, Masjid Ini Dibangun Pengusaha Hindu. Foto: Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Simbol Toleransi, Masjid Ini Dibangun Pengusaha Hindu. Foto: Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MARDAN – Sebuah masjid di desa Chaman di Takhtbhai tehsil, distrik Mardan dibangun oleh seorang pengusaha Hindu di era pra-partisi di anak benua. Masjid ini berfungsi sebagai simbol kerukunan antaragama.

Dilansir di Naya Daur, Kamis (28/1), masjid ini sebelumnya dikenal sebagai Chaman Jumaat, didirikan oleh Chaman Lal, seorang umat Hindu yang dihormati oleh para tetua desa bahkan hingga hari ini. Masjid Chaman kemudian berganti nama menjadi Masjid Allahu Akbar.

Baca Juga

Masjid ini dibangun oleh Chaman Lal, seorang pengusaha Hindu setempat, untuk Muslim di daerah itu pada tahun 1920-an. “Awalnya dibangun dari lumpur, tetapi kemudian dibangun kembali. Sekarang masjid itu hanya memiliki sedikit tanda-tanda masa lalu,” kata seorang pria berusia 100 tahun yang juga menjabat sebagai muazin di masjid selama 28 tahun, Haji Khan.

Dia menambahkan bahwa Chaman Lal adalah orang yang dikenal memiliki kepribadian yang baik. Desa itu pun dinamai menurut namanya. Haji Payenda juga menyampaikan bahwa Masjid 10-marla Chaman masih ada di kawasan yang sama bahkan hingga saat ini, meski gedung Sekolah Menengah Atas Takhtbhai yang terletak berdekatan dengan masjid pernah menjadi kediaman Chaman Lal.

“Sementara Chaman Lal pindah ke daerah Katiala di Mardan setelah pembagian anak benua dan kemudian pindah ke India, desa Chaman dan masjid Chaman tetap tinggal sebagai tanda cinta Lal kepada Muslim,” tambahnya.

Sebagai tanda cinta dan kasih sayang kepada umat Islam, Chaman Lal meninggalkan sebuah tempat ibadah di wilayah tersebut, yang nantinya akan dikenang sebagai Masjid Chaman. Namun, generasi muda di daerah tersebut tampaknya tidak menyadari sejarah yang menarik di balik pembangunan masjid tersebut.

Seorang jurnalis, Mehboob Jibran, mengatakan kepada Naya Daur bahwa di distrik Mardan serta di bagian lain Pakhtunkhwa, beberapa contoh yang menunjukkan kerukunan umat beragama di daerah tersebut dapat ditemukan.

“Kita harus melestarikan monumen bersejarah ini dengan warna dan bentuknya masing-masing untuk generasi mendatang, agar suasana cinta, damai dan harmonis antar agama dan kepercayaan lain,” tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement