REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW bersabda, "Takutlah kamu akan doa seorang yang dizalimi. Sebab, doa tersebut tidak ada penghalang (hijab) di antara dia dan Allah" (HR Bukhari dan Muslim).
Salah satu bentuk kezaliman adalah menebar fitnah. Memfitnah berarti melayangkan tuduhan kepada orang lain dengan keterangan palsu atau dusta secara sengaja. Tujuannya merusak nama baik sehingga jatuhlah reputasi orang yang menjadi sasaran fitnah.
Disadari atau tidak, menebar fitnah hanya akan mengundang malapetaka dan penderitaan yang sangat melelahkan. Entah bagi diri si penebar sendiri, lingkungan keluarganya, ataupun masyarakat yang lebih luas. Orang yang suka memfitnah berarti sedang menata penderitaan hidupnya sendiri, cepat atau lambat.
***
Ada satu kisah menarik yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim tentang konflik antara Sa'id bin Zaid dan seorang wanita bernama Arwa binti 'Aus. Pada masa pemerintahan khalifah Marwan bin Hakam, Sa'id dilaporkan oleh Arwa.
Wanita itu menuduhnya telah mengambil sebagian dari tanahnya. Sa'id pun berkata, "Apakah aku mengambil sebagian dari tanah miliknya, padahal aku pernah mendengar sabda Rasulullah SAW: 'Barang siapa mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan ke lehernya tujuh lapis bumi'?"
Marwan berkata, "Baik, aku percaya kepadamu." Namun, Arwa murka sehingga ia semakin kencang menuduh Sa'id bin Zaid.
Kemudian, Sa'id berdoa, "Ya Allah, jika perempuan ini (Arwa) berbohong, maka butakanlah matanya dan matikan dia di tanahnya."
Beberapa waktu berlalu. Akhirnya, terkuak bahwa Arwa mengalami kebutaan pada matanya.
Wanita ini lantas meninggal saat sedang berjalan di atas lahannya. Ia terperosok ke dalam lubang dan mati seketika.
Kisah di atas menunjukkan betapa buruk dan bahayanya dosa menuduh atau memfitnah. Ini juga memberi peringatan kepada kita bahwa memfitnah orang adalah termasuk kezaliman yang semestinya ditinggalkan.
Di sisi lain, kisah di atas memberi hikmah dan pesan yang sangat penting untuk kita. Tangisan dan doa orang yang dizalimi hendaklah ditakuti. Sebab, itu akan didengar dan dikabulkan Allah. Jangan main-main dengan munajat orang yang difitnah.