Ahad 27 Jul 2025 15:19 WIB

Miris, 22 Tahun Siswa Madrasah Diniyah di Pelosok Pandeglang Banten Belajar tanpa Meja dan Kursi

Lokasi Madrasah Diniyah Al Hidayah Mubtadi'in berada di kaki Gunung Pulosari.

Kondisi Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar Hayatul Jadidah, Desa Margamulya, Lebak, Banten, Sabtu (26/7/2025). Di pelosok Padeglang, terdapat pula satu madrasah tanpa mebeler.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Kondisi Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar Hayatul Jadidah, Desa Margamulya, Lebak, Banten, Sabtu (26/7/2025). Di pelosok Padeglang, terdapat pula satu madrasah tanpa mebeler.

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Sekolah Madrasah Diniyah di pelosok Kabupaten Pandeglang, Banten melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) selama 22 tahun tanpa meja dan kursi (mebeler). Peserta didik di madrasah ini belajar dengan cara duduk di lantai.

"Kami ingin mencerdaskan anak-anak bangsa melalui pendidikan agama Islam, meski pelaksanaan KBM tanpa kursi dan meja," kata Nong dan Enung, guru Madrasah Diniyah Hidayah Mubtadi'in di Gunung Pulosari Kabupaten Pandeglang, Ahad (27/7/2025).

Baca Juga

Pendirian Sekolah Madrasah Diniyah Al Hidayah Mubtadi'in yang lokasinya berada di kaki Gunung Pulosari sejak 2007 hingga kini proses KBM tanpa kursi dan meja. Mereka, siswa - siswi di madrasah tersebut belajar cukup semangat sambil duduk di lantai sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana itu.

Proses pelaksanaan KBM di madrasah ini, mulai hari Sabtu sampai Kamis dan libur hanya Jumat. Kurikulum sekolah madrasah itu, antara lain mata pelajaran Kipayah, Sejarah Islam, Iqra, Tajwid, Tafsir Al Quran, Akhlak, Nahwu, Al Quran Hadist, Fiqih, dan Bahasa Arab.

Namun demikian, anak - anak yang kebanyakan siswa dari kelas 1 sampai 5 SD itu diwajibkan menerima pendidikan agama Islam madrasah diniyah. "Siswa di sini sekitar 70 pelajar SD, dan kegiatan belajar dilakukan pukul 14.00 sampai pukul 17.00 WIB terdiri atas kelas 1 sampai 4 madrasah," kata Nong.

Menurut dia, sekolah Madrasah Diniyah Al Hidayah Desa Banjarnegara, Kecamatan Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang tanpa dipungut iuran Sumbangan Partisipasi Pendidikan (SPP), siswa hanya diminta Rp1.000 per orang untuk membeli kapur. Sedangkan enam guru dan satu kepala sekolah juga tidak menerima gaji bulanan, tetapi mereka setiap tahun menerima dana hibah dari pemerintah daerah sebesar Rp3 juta per tahun.

Dana hibah yang diterima Rp3 juta itu dibagikan ke enam guru dan Kepala Madrasah Diniyah. "Kami berharap pemerintah daerah maupun Kementerian Agama dapat membantu pendidikan madrasah itu agar anak-anak bisa belajar fokus dan tenang dengan menggunakan kursi dan meja," katanya.

Sementara itu, Anisa, seorang siswi Madrasah Diniyah Hidayah Mubtadi'in mengaku dirinya senang belajar tanpa kursi dan meja, karena kondisi. Ia saat ini kelas 3 madrasah, sudah berlangsung selama tiga tahun belajar tanpa kursi dan meja.

"Kami sudah biasa belajar dengan duduk di lantai untuk menerima pendidikan agama Islam," katanya.

In Picture: Bertahun-tahun Rusak, Bangunan Madrasah di Lebak Belum Tersentuh Bantuan

photo
Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di gubuk sekolah Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar Hayatul Jadidah, Desa Margamulya, Lebak, Banten, Sabtu (26/7/2025). - (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement