Senin 28 Dec 2020 17:06 WIB

Arab Saudi-Wahabi, Masihkah Mesra?

Dinasti Saud dan ulama Wahhabi telah menjadi bak dua pilar yang saling menopang.

Arab Saudi-Wahabi, Masihkah Mesra?
Foto:

Salah satunya dengan memberikan subsidi kepada pemimpin lokal, melakukan perkawinan politik dengan perempuan-perempuan dari suku terkemuka juga memberikan dukungan kepada misi-misi kelompok Wahabi. Adanya evolusi pemerintahan tradisional Arab Saudi ke bentuk yang lebih modern turut mempengaruhi bentuk peran Wahabi di Arab Saudi.

Arab Saudi turut mengintegrasikan para pengemuka Wahabi ke dalam bentuk baru tersebut. Di antaranya sebagai perangkat di instansi-instansi pemerintah yang memberikan mereka wewenang resmi juga kucuran dana untuk memperkuat posisi mereka dalam menyebarkan pahamnya.

Sarana komunikasi dan transportasi modern yang diadopsi oleh kerajaan serta proliferasi badan administratif nasional di satu sisi juga memperluas jangkauan paham Wahabi kepada masyarakat Saudi hingga ke lapisan yang lebih dalam. Penetrasi paham Wahabi ke dalam kehidupan masyarakat Arab Saudi di satu sisi menguntungkan kerajaan dalam mengontrol hukum yang berlaku.

Di sisi lain, pengaruh yang diberikan Wahabi di dalam entitas pendidikan juga legitimasi moral di dalam masyarakat untuk membendung arus modernitas dan westernisasi. Meskipun dalam berapa hal, ulama Wahabi menerima adanya modernitas di dalam negara, namun dalam satu waktu tetap mampu mempertahankan interpretasi keagamaan yang konservatif.

photo
Suhailah, sopir taksi perempuan pertama Saudi tengah bekerja melayani penumpang. - (Reuters)

 

Namun, nampaknya arus modernisasi dan pragmatisme ekonomi sulit untuk dibendung oleh Arab Saudi yang juga memiliki hubungan akrab dengan negara Barat khususnya negeri Paman Sam juga Inggris. Belum lagi himpitan ekonomi yang belakangan menimpa Arab Saudi karena melorotnya pendapatan sektor migas membuat negara tersebut harus berpikir ekstra mencari celah untuk menambah pundi-pundi.

Pergantian kekuasaan dari tangan Raja Abdullah ke Raja Salman sendiri melahirkan konsekuensi adanya pergeseran relasi antara kerajaan dan kelompok ulama. Gejolak domestik yang disuarakan sebagai tindakan reformasi menuju Arab Saudi yang moderat tentunya tidak menjadi kabar yang mengenakkan di telinga kalangan ulama Saudi.

Dari penangkapan puluhan pemuka agama yang dinilai ekstrem, juga akademisi, wartawan dan penulis yang dianggap menentang kebijakan Raja Salman, hingga dibolehkannya perempuan Saudi menyetir dan memasuki stadium, hingga dicabutnya larangan operasi bioskop di Arab Saudi. Hal tersebut menjadi tantangan sekaligus pertanyaan akan kelanjutan dari relasi panjang yang sudah terbangun antara Saudi dan ulama Wahabi di masa depan. (Th)

-----

Sumber Majalah SM Edisi 03 Tahun 2018

 

https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/12/26/saudi-wahabi-masihkah-mesra/

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement