REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fraksi PKB turut mengecam aksi terorisme yang dilakukan Kelompok MIT yang dipimpin Ali Kalora Cs di Sulawesi Tengah. Parpol yang bergaris ideologis islam itu bahkan menyebut kelompok terorisme tersebut bertentangan dengan ajaran islam.
"Jelas tindakan Ali Kalora Cs bertentangan dengan ajaran agama Islam, maka perilaku itu jelas tidak pernah dibenarkan di hadapan hukum positif maupun hukum Islam itu sendiri," ujar Ketua Fraksi PKB DPR Cucun Ahmad Sjamsurijal saat dikonfirmasi, Selasa (1/12).
Ia menjelaskan tindakan Ali Kalora Cs dengan membunuh empat orang yang masih satu keluarga jelas tidak dibenarkan, apalagi jika alasan pembunuhan tersebut atas nama perbedaan agama. Menurutnya tindakan Ali Kalora jelas aksi terorisme yang bertujuan memunculkan ketakutan di kalangan masyarakat.
Anggota Komisi III DPR RI itu pun mengingatkan pentingnya moderasi dalam beragama. "Kami meminta semua kalangan tidak lengah karena kelompok radikalis dan teroris masih ada di sekitar kita. Kami juga mendesak agar pemerintah terus berkampanye pentingnya moderasi cara beragama dari tingkatan paling kecil yakni keluarga," ujar dia.
Cucun mengatakan peristiwa ini menjadi pengingat bahwa bibit terorisme masih ada di Indonesia. Pemerintah harus terus maju dalam upaya penanggulangan bibit terorisme tersebut. Menurutnya pemerintah harus bisa bergandeng tangan dengan pemuka agama, ormas, hingga lembaga-lembaga pendidikan berbasis agama untuk mengkampanyekan bahaya radikalisme.
"Radikalisme dan terorisme selalu berawal dari cara pandang intoleran yang biasanya muncul dari cara beragama yang sempit dan jumud. Oleh karena itu perlu terus dilakukan kampanye perlunya moderasi cara beragama di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang memang secara sunnatullah beragam," katanya.
Legislator asal Jawa Barat ini menilai keluarga mempunyai peran penting dalam menanamkan cara-cara beragama yang moderat. Menurutnya pemerintah harus mengandeng keluarga sebagai unit terkecil masyarakat untuk bersama-sama mengkampanyekan cara Beragama yang moderat bagi anak-anak dan remaja di Indonesia.
"Para radikalis selalu menyasar anak-anak muda untuk diracuni pemikirannya dengan bibit-bibit radikalisme, maka keluarga harus menjadi benteng pertama agar anak muda di Indonesia waspada terhadap bahaya pemikiran radikal utamanya yang mengatasnamakan agama," ucap Cucun menambahkan.