Jumat 06 Nov 2020 13:48 WIB

Menengok Pembangunan Rumah Ibadah Tiga Agama di Berlin

Pembangunan rumah ibadah ini dianggap luar biasa di ibu kota Jerman.

Menengok Pembangunan Rumah Ibadah Tiga Agama di Berlin. Presidium House of One Foundation: Pastur Gregor Hohberg (dari kiri), Rabi Andreas Nachama dan Imam Kadir Sanchi. Selama lebih dari 10 tahun, ide pembangunan rumah ibadah perwakilan bersama untuk tiga agama monoteistik Yudaisme, Kristen, dan Islam telah direncanakan, dibahas, dan dipromosikan di Berlin.
Foto:

Rapat dewan berlangsung secara virtual. Berbagai pidato singkat oleh anggota dewan pembina yang menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak atas pendiriannya, misalnya konflik global seperti pembunuhan di Dresden, Paris dan Nice. Direktur Akademi Katolik di Berlin, Joachim Hake, memohon dialog yang serius dan terbuka antaragama dalam persahabatan.

"Kami sangat membutuhkan budaya percakapan seperti ini mengingat semakin mengetatnya politik identitas," ujar Hake.

Imam Kadir Sanchi dari House of One mengatakan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab khusus. Agama sedang dijadikan instrumen, ungkapnya.

House of One ingin melindungi kaum muda dari pengaruh ekstremisme dan memajukan upaya pencegahannya. "Kami menaruh rasa saling menghormati serta melawan teror dan kekerasan," kata Rabi di Berlin, Andreas Nachama, pemimpin komunitas Yahudi berpengaruh dalam proyek tersebut.

photo
Konstruksi pembangunan Rumah Ibadah Tiga Agama di Berlin, Jerman. - (Deutsche Welle)

 

Perhatian dunia untuk proyek ini

Bangunan yang akan berdiri di masa depan masih baru tersedia sebagai model. Namun kolaborasi internasional sudah lama berjalan.

Ada pertukaran gagasan ke Bangui di Republik Afrika Tengah, di mana umat kristiani dan Muslim merencanakan rumah keagamaan semacam itu. Pembicaraan juga diadakan dengan akademi di Tbilisi, Georgia, dan juga dengan Universitas Teknik Haifa yang ingin membangun Garden of One di kota pelabuhan Israel. 

Teolog Islam, Mouhanad Khorchide dari Kota Münster yakin bahwa kerja sama agama-agama di Berlin juga dapat mendorong kekuatan yang berorientasi pada dialog di Jazirah Arab. Proyek seperti House of One, menurut Hamideh Mohagheghi, seorang sarjana agama dari Paderborn yang lahir di Teheran, menawarkan"ruang dan gagasan yang sangat diperlukan untuk kerja sama antaragama dan pandangan dunia.

Perwakilan politik paling menonjol di komite pembangunan rumah tiga agama ini adalah mantan presiden Jerman Christian Wulff. Sepuluh tahun yang lalu dia menciptakan ungkapan Islam adalah bagian dari Jerman.

Sekarang dia menekankan yang penting tentang konsep Berlin adalah tidak ada agama yang kehilangan klaim dan nilainya. Mantan presiden Jerman, Wulff, yang menjadi tamu Paus Fransiskus di Vatikan sekitar dua minggu lalu, juga mempromosikan ensikliknya "Fratelli Tutti", yang pada intinya berkaitan dengan hubungan antara agama-agama dunia.

Surat itu adalah ensiklik pertama di mana seorang muslim, Imam Besar Universitas Al-Azhar, Ahmed al-Tayyeb, pada akhirnya menginspirasi kepala gereja untuk membuat ensikliknya. Wulff yang beragama Katolik melihat kembali ke masa kecilnya sendiri.

 

sumber : Deutsche Welle
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement