REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG— Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah, Sholahudin Aly mengatakan nilai-nilai kebaikan dalam agama yang berjalan terus-menerus akan menjadi tradisi yang kemudian membudaya.
"Ketika kita bicara budaya, kita bicara universal. Hal tersebut pasti akan terjadi lintas agama," kata Gus Sholah dalam bedah buku "Pulo Geulis, Setapak Keberagaman" karya Lazyra Amadea di Semarang, Jumat.
Menurut dia, agama apapun tentu mengajarkan kebaikan. Dia mencontohkan nilai-nilai agama yang akhirnya menjadi budaya yakni tradisi mudik.
Dia menjelaskan mudik awalnya sebagai tradisi silaturahim yang sekarang menjadi universal. "Namun sekarang semua mengalami dan merasakan. Nilai-nilai budaya yang universal ini yang menyatukan semua," katanya.
Buku Pulo Geulis, lanjut dia, mempertegas fundamental keberagaman yang ada di banyak tempat di Indonesia.
Dia berharap buku ini akan menginspirasi banyak orang untuk mengeksplorasi kebaikan yang terkait dengan toleransi.
"Potret-potret kecil ini penting untuk disampaikan ke publik bahwa kita punya fundamental untuk dijaga dan dirawat sehingga Indonesia akan terus lestari," katanya.
Dia memaparkan buku ini menampilkan gambaran keberagaman dan toleransi yang ada di Pulo Geulis.
"Mulai dari kegiatan peribadahan, tradisi, kebudayaan, hingga interaksi masyarakat sehari-hari," katanya.
Kawasan Pulo Geulis terletak di Kelurahan Babakan Pasar, Kota Bogor, Jawa Barat, dengan jumlah penduduk mencapai 2.700 jiwa. Pulo Geulis berada di sebelah selatan Kebun Raya Bogor di tepian Sungai Ciliwung.
Sementara itu, ditempat terpisah, guru besar UIN Walisongo Semarang, Prof Syamsul Maarif,
mengajak kepada seluruh umat beragama agar berhati-hati dalam tutur kata dan perbuatan.
Dia menekankan pentingnya menjaga ucapan dan perilaku agar tidak menyakiti orang lain. “Perilaku, ucapan, dan bahkan pikiran kita, semuanya merefleksikan kedalaman keyakinan dan penghambaan kita kepada Allah. Setiap ucap dan laku memiliki konsekuensinya, dan kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya kelak," ujarnya.
Kecenderungan alamiah, perbuatan, dan keinginan hati, kata Syamsul, semuanya harus selaras dengan ajaran agama demi mewujudkan penghambaan yang hakiki kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Baca juga: Israel Kubur Warga Hidup-Hidup, Alquran Ungkap Perilaku Yahudi kepada Nabi Mereka
Syamsul mengajak kepada seluruh umat beragama agar berhati-hati dalam tutur kata dan perbuatan.
Dia menyebut, setiap individu di bumi pertiwi selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan, menghindari keburukan, dan senantiasa menjaga keharmonisan sesama masyarakat. "Karena itulah wujud sejati keimanan yang dicintai Allah SWT," kata Syamsul.