REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pemerintah Singapura memuji peran para tokoh Islam Singapura yang dapat membangun identitas Muslim Melayu yang progresif dengan tetap menghormati nilai lokal. Hal itu disampaikan Menteri Singapura Maliki Osman.
Osman memuji upaya para pemimpin Islam dalam mengarahkan masyarakat melalui isu-isu sensitif. Menurutnya, untuk menjaga kerukunan beragama membutuhkan upaya dari setiap pihak termasuk dari Muslim Melayu. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa peran pemimpin agama Muslim Melayu sangat penting.
"Inti dari kepemimpinan adalah kemampuan membuat keputusan yang baik dan matang, meski tak disukai dan sulit diterima oleh beberapa segmen tapi harus dilakukan untuk kepentingan komunitas dan masyarakat lebih luas," kata Maliki Osman seperti dilansir Straits Times, Jumat (4/9).
Osman juga menyinggung tentang pandemi Covid-19 yang juga menjadi tantangan bagi Muslim Melayu. Ia berbicara tentang bagaimana para pemimpin Islam harus membuat keputusan yang sulit dalam rangka membantu menghentikan penyebaran Covid-19, di antaranya seperti keputusan menangguhkan sholat Jumat di masjid hingga menangguhkan haji tahun ini. Karena itu, Osman mengaku sangat bersyukur para pemimpin Muslim telah bertindak lebih awal.
Osman juga mengajak komunitas Muslim Melayu membantu masyarakat yang ekonominya lebih rentan. Ia mengatakan pemerintah Singapura berjanji akan terus melakukan serupa untuk membantu masyarakat yang rentan.
Ia mengatakan salah satu upayanya yakni dengan program Uplift yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Pengembangan sosial dan keluarga. Ia mengatakan Pemerintah Singapura akan terus memperkuat kemitraan antarlembaga dan masyarakat sehingga dapat terus memberikan dukungan bagi keluarga yang kurang beruntung.
"Jika kita bersatu sebagai komunitas, kita dapat membantu meringankan beberapa tekanan ini untuk sesama anggota komunitas dan warga kita,untuk menstabilkan mereka dan bekerja sama untuk memetakan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak mereka," katanya.