Kamis 05 Nov 2020 11:48 WIB

Ini Cara Prancis Perbaiki Hubungan dengan Dunia Islam

Prancis mencari cara memperbaiki hubungan dengan dunia Islam.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
 Ini Cara Prancis Perbaiki Hubungan dengan Dunia Islam. Foto ilustrasi:  Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Islam Jawa Barat melakukan longmars saat Aksi Bela Islam 411 di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu (4/11). Dalam aksinya mereka mengecam dan memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW serta menyerukan untuk memboikot produk-produk Prancis. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ini Cara Prancis Perbaiki Hubungan dengan Dunia Islam. Foto ilustrasi: Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Islam Jawa Barat melakukan longmars saat Aksi Bela Islam 411 di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu (4/11). Dalam aksinya mereka mengecam dan memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW serta menyerukan untuk memboikot produk-produk Prancis. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis tengah mencari cara memperbaiki kembali hubungan dengan negara-negara Muslim yang renggang akibat pernyataan Presiden Emmanuel Macron. Prancis berencana mengirimkan duta khusus untuk menyampaikan pandangan-pandangan Macron pada dunia Muslim. 

"Prancis mencari cara menunjuk duta besar khusus untuk menjelaskan pemikiran Presiden Emmanuel Macron tentang sekularisme dan kebebasan berekspresi," tulis The Guardian seperti dilansir Sputniknews  pada Kamis (5/11).

Baca Juga

Utusan khusus Prancis itu ditugaskan untuk membantu mencegah sentimen anti Prancis menyebar lebih luas di mana telah terlihat di beberapa negara mayoritas Muslim dalam beberapa pekan terakhir. 

Diketahui ketegangan antara Muslim dan Prancis meningkat setelah Emmanuel Macron membiarkan majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Macron justru menilai itu sebagai kebebasan berekspresi. Bahkan Macron menyudutkan dan menghina Islam pasca aksi teroris yang membunuh seorang guru sejarah. Pasca pernyataan Macron itu gelombang protes keras dari dunia Muslim.

Pernyataan Macron itu telah memperburuk hubungan antara Prancis dan sejumlah negara mayoritas Muslim, terutama Turki. Seruan untuk memboikot produk-produk Prancis, yang didorong oleh presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan juga telah diluncurkan. Para pemimpin Muslim terkemuka lainnya juga telah mengikuti jejak Erdogan dan mengeluarkan pernyataan anti-Prancis.

Seperti pernyataan Perdana Menjadi Malaysia Mahathir Mohamad dalam akun Twitternya menyusul pembunuhan guru sejarah di Paris. Mahatir menolak serangan itu dikaitkan dengan agama Islam. 

"Muslim punya hak marah untuk pembantaian di masa lalu. Tapi Muslim tak menerapkan mata di ganti mata. Itu tidak dikakukan Muslim. Sebaliknya, Prancis harus mengajari rakyatnya untuk menghormati perasaan orang lain. Sikap presiden Prancis, sangat primitif," katanya.

Di lain sisi pemerintah Prancis keberatan dengan pemberitaan  media di Timur Tengah yang telah memuat artikel yang mengklaim bahwa hak-hak Muslim Prancis berada di bawah ancaman. 

“Saya memahami dan menghormati bahwa kami dapat dikejutkan oleh kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa kami dapat membenarkan kekerasan fisik untuk kartun ini. Saya akan selalu membela di negara saya kebebasan untuk mengatakan, menulis, berpikir, menggambar," kata Emmanuel Macron dalam pernyataan sebelumnya.

Dalam menjakankan pemerintahannya, Macron memang berupaya terlibat dan menjalin hubungan dengan dunia Muslim yang lebih luas. Namun sejauh ini hal itu hanya menunjukan sedikit kemajuan. Baru-baru ini Macron berkomunikasi dengan  pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas , untuk meyakinkannya bahwa dia membedakan antara terorisme dan ekstremisme di satu sisi, serta Islam dan pemikiran Islam di sisi lain.

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Anwar Gargash telah mendukung posisi Macron. 

"(Muslim) harus mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan Macron dalam pidatonya. Dia tidak ingin mengasingkan Muslim di barat, dan dia sepenuhnya benar," kata Gargash dalam sebuah wawancara dengan Die Welt. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement