Senin 12 Oct 2020 21:08 WIB

Ini yang Dikerjakan Ustadz Dasad Latif Saat Isolasi Mandiri

Ustadz Dasad Latif berbagi pengalaman saat jalani isolasi mandiri

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Ustadz Dasad Latif berbagi pengalaman saat jalani isolasi mandiri
Foto: Youtube
Ustadz Dasad Latif berbagi pengalaman saat jalani isolasi mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, Ketenangan jiwa di saat tertimpa musibah dapat diupayakan dengan beragam cara. Salah satu caranya adalah dengan petunjuk yang disampaikan agama.

Wabah virus corona jenis baru (Covid-19) yang menjangkit pasien positif tak jarang menimbulkan dampak psikologis. Guncangan kejiwaan atas vonis positif Covid-19 pun mendera beberapa pasien positif yang harus menjalankan isolasi dan juga perawatan medis dengan standar protokol kesehatan yang ketat. Dari sinilah depresi, stres, dan juga guncangan kejiwaan mereka muncul. 

Baca Juga

Pendakwah asal Makassar, Ustaz Das’ad Latif mengatakan, sabar dan ikhlas menjadi kunci bagi pasien Covid-19 dalam menjalani ujian dan musibah yang dihadapi. Tak hanya itu, Ustaz Das’ad juga menilai pentingnya berbaik sangka ketika berada di dalam ruang isolasi.

Ustaz yang pernah menjalani isolasi mandiri ini pun menuturkan pengalamannya saat menjalani proses isolasi mandiri, belum lama ini. Menurut beliau, ketika menjalani isolasi mandiri, pihaknya menjauhkan diri dari media sosial dan informasi-informasi negatif yang dapat merangsang emosinya.

“Saya putuskan itu medsos. Saya fokuskan diri untuk sholat taubat, sholat sunnah lainnya, baca Alquran, berzikir,” kata Ustaz Das’ad.

Menurutnya, ketika seseorang terjangkit Covid-19, berpikir positif menjadi hal yang perlu diutamakan. Sebab penyakit Covid-19 bukanlah penyakit aib atau penyakit yang memalukan. Apalagi dalam Islam dikenal perkataan Nabi, dia mengutip, bahwa jika seseorang tertimpa musibah dan bersabar, maka sakitnya itu akan menjadi penggugur dosa.

“Jika dia selamat, maka sakitnya menjadi pahala. Jika dia meninggal dalam keadaan sabar menerima penyakit, dia mati syahid menurut mayoritas ulama. Tapi jangan sampai sakit itu menjadi sia-sia karena kita menerimanya dengan tidak sabar dan berburuk sangka kepada Allah,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari Harian Republika.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement