Rabu 07 Oct 2020 23:09 WIB

Jangan Abaikan Adab, Begini Pesan Pendiri Nahdlatul Ulama

Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari berpesan menjaga adab.

Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari berpesan menjaga adab. Orang tua dan anak-anaknya (ilustrasi).
Foto: Istimewa
Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari berpesan menjaga adab. Orang tua dan anak-anaknya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Adab merupakan inti dari agama Islam. Adab erat kaitannya dengan akhlak yang merupakan tujuan Rasulullah SAW diutus kepada umat manusia. 

Apa itu adab dalam dunia pendidikan? Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH M Hasyim Asy’ari, menulis sebuah buku penting bagi dunia pendidikan. Judulnya, Aadabul ‘Aalim wal- Muta’allim, terjemahan harfiahnya: Adab Guru dan Murid.

Baca Juga

Buku ini membahas tentang konsep adab. Kyai Hasyim Asy’ari membuka kitabnya dengan mengutip hadits Rasulullah SAW: 

عن ابن عبَّاس قال: قالوا: يا رسولَ الله، قد علِمنا حقَّ الوالد، فما حقُّ الولَد؟ قال: أن يُحسن اسمَه، ويحسن مرضعه ويُحسن أدبَه 

Haqqul waladi ‘alaa waalidihi an-yuhsina ismahu, wa yuhsina murdhi’ahu, wa yuhsina adabahu. (Hak seorang anak atas orang tuanya adalah mendapatkan nama yang baik, pengasuhan yang baik, dan adab yang baik).

Jadi, mendidik anak agar menjadi orang beradab, sejatinya adalah tugas orang tua. Sebagai institusi pendidikan, sekolah mengambil alih sebagian tugas itu, menggantikan amanah yang dibebankan kepada orang tua.

Tujuannya tetap sama: jadikanlah anak beradab! Adab memang sangatlah penting kedudukannya dalam ajaran Islam. Imam Syafii, imam mazhab yang banyak menjadi panutan kaum Muslim di Indonesia, pernah ditanya, bagaimana upayanya dalam meraih adab? Sang Imam menjawab, bahwa ia selalu mengejar adab laksana seorang ibu yang mencari anak satu-satu nya yang hilang.

Demikianlah sebagian penjelasan KH Hasyim Asy’ari tentang makna adab. Menyimak paparannya, maka tidak bisa tidak, kata adab memang merupakan istilah yang khas maknanya dalam Islam. Bahkan, menurutnya, salah satu indikator amal ibadah seseorang diterima atau tidak di sisi Allah SWT adalah tergantung pada sejauh mana aspek adab disertakan dalam setiap amal perbuatan yang dilakukannya.

KH Hasyim Asy’ari juga mengutip hadits Rasulullah SAW dari riwayat Abdullah bin Umar RA:

عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا لِغَيْرِ اللَّهِ أَوْ أَرَادَ بِهِ غَيْرَ اللَّهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ 

"Barangsiapa mencari ilmu bukan karena Allah atau ia mengharapkan selain keridhaan Allah Ta’ala, maka bersiaplah dia mendapatkan tempat di neraka."

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement