REPUBLIKA.CO.ID,
وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
''Ada orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.'' (QS Al-Baqarah [2]: 177).
Pada tahun ke-12 kenabian Rasulullah SAW mengalami puncak ujian yang menuntut kesabaran luar biasa. Kematian dua orang yang sangat dicintainya, Khadijah dan Abu Thalib, membuat penderitaan Rasulullah kian sempurna. Sepertinya saat itulah semuanya akan berakhir.
Namun, sejarah membuktikan justru itulah awal dari kemenangan Islam. Allah memerintahkan Rasulullah dan para sahabat-Nya hijrah ke Madinah. Di sanalah Allah memberikan pertolongan, dan di kemudian hari mereka kembali ke Makkah dengan kemenangan yang besar. Hakikat kesabaran adalah menahan diri dari sifat gundah dan emosi yang belebihan, menahan lisan dari berkeluh kesah, dan menerima ujian dari-Nya dengan lapang dada. Kesabaran merupakan karakter utama orang beriman. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
''Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.'' (Al-Baqarah [2]: 153).
Hubungan kesabaran dengan keimanan ibarat kepala dengan jasad. Tidak sempurna keimanan seseorang apabila tidak disertai kesabaran. Rasulullah bersabda:
عَجَباً لأمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لأِحَدٍ إِلاَّ للْمُؤْمِن: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خيْراً لَهُ
''Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik baginya.'' (HR Muslim)
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga. Pertama, kesabaran dalam ketaatan kepada Allah. Kedua, kesabaran dalam meninggalkan kemaksiatan. Ketiga, kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah SWT.
Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik bagi seorang manusia. Hal ini disampaikan Rasulullah SAW:
مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
''Dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.'' (Muttafaqun Alaih).