REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Dr Ahmad Kusyairi Suhail menyatakan tokoh agama sebagai panutan masyarakat memiliki peran penting dan strategis untuk membantu mencegah dan memperlambat penyebaran Covid-19. Di antaranya dengan menyisipkan dalil-dalil Alquran dan hadis-hadis Nabi SAW tentang masalah ini.
"Tentang wajibnya mematuhi protokol kesehatan dalam nasehat-nasehat, khutbah-khutbah, dan ceramah-ceramah agama serta dakwah-dakwahnya. Seperti firman Allah SWT, 'Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan' (QS Al-Baqarah: 195)," ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (23/7).
Nabi Muhammad SAW, lanjut Kusyairi, dalam hadis riwayat Ibnu Majah nomor 2341, bersabda bahwa tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain. Karena itu, pendakwah harus ikut berperan aktif dan bersinergi dengan lembaga-lembaga pemerintahan seperti Gugus Tugas Covid-19 sebagaimama yang telah dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas Islam lain.
Ikadi juga mengajak para dai untuk memberikan keteladanan dalam mematuhi protokol kesehatan misalnya memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan menerapkan pola hidup sehat. Ada pepatah Arab yang menyampaikan, bagaimana bayangan akan bisa tegak lurus, sedangkan tiangnya, dalam hal ini tokoh agama, pejabat atau pemimpin, bengkok.
"Dan realitas di lapangan, menunjukkan betapa pelaksanaan ibadah di tempat-tempat ibadah, seperti masjid terdepan dalam memberikan contoh, dengan penerapan sholat berjamaah dengan jaga jarak dan langkah lainnya," ucap Kusyairi.
Dia menambahkan, Ikadi melihat dakwah-dakwah yang disampaikan tokoh-tokoh agama dalam mengurangi penyebaran Covid-19 sudah bagus. Hanya saja belum terliput secara maksimal oleh media. Atau instansi pemerintahan kurang maksimal dalam membangun sinergi dengan tokoh-tokoh agama dalam urusan ini.
Di sisi lain, jelas Kusyairi, masyarakat sekarang banyak yang terdampak secara ekonomi, sehingga mereka lebih membutuhkan kecukupan pangan dan ketahanan ekonomi untuk bisa bertahan hidup di tengah krisis ekonomi. Pemerintah harus serius dalam membantu kebutuhan masyarakat sehari-hari. "Karena dakwah-dakwah tokoh agama sehebat apa pun tidak akan efektif ketika perut lapar," kata dia.