REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Fachrul Razi menjelaskan soal faktor yang membuat belasan ribu madrasah masih belum teraliri listrik dan belum bisa mengakses internet. Ini dia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR di gedung parlemen RI, Jakarta, Selasa (7/7).
"Memang ada dua hal. Pertama, kadang-kadang memang di daerah itu belum masuk listrik. Kedua, kadang-kadang ada di tempat yang sudah masuk listrik tetapi madrasah tidak pernah sekolah malam, sekolahnya siang terus, dan pada saat dia mau butuh malam, baru dia sadar 'oh iya enggak ada listrik kita yah'," jelasnya dalam RDP yang disiarkan melalui live streaming itu.
Namun Menteri Fachrul memperkirakan pemasangan jaringan listrik ke madrasah tersebut tergolong mudah. Sebab, cukup dilakukan pemasangan jaringan listrik agar tidak ada lagi madrasah yang kesulitan mengakses listrik dan internet.
"Saya kira enggak sulit, mungkin tinggal mencari penyambungannya saja. Tetapi sudah saya laporkan kepada Bapak Wakil Presiden, dan waktu itu beliau sudah arahkan betul tentang masalah ini bagaimana mengatasi internet maupun listrik yang ada," terangnya.
Fachrul juga mengatakan, Wapres Ma'ruf Amin sudah meminta kementerian ataupun lembaga terkait untuk segera mengambil langkah. "Nanti akan segera kita cek bagaimana langkah-langkah lebih lanjutnya tentang itu," paparnya.
Dalam RDP tersebut, Fachrul yang didampingi jajaran eselon 1 menyampaikan beberapa program yang salah satunya adalah penguatan jaringan listrik dan internet di madrasah. "Kementerian Agama telah memiliki data madrasah yang tidak memiliki jaringan listrik sejumlah 11.998 madrasah dan (yang tidak memiliki akses) internet (sebanyak) 13.793 madrasah," kata Fachrul.
Dia melanjutkan, Kemenag saat ini sedang menjalin komunikasi untuk bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait supaya dapat mengatasi persoalan tersebut, terutama madrasah yang berada di daerah tertinggal, terdepan dan terluar.
Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto yang memimpin RDP itu pun terkejut mendengar data tersebut. Sebab, di usia 75 tahun kemerdekaan Indonesia, masih ada hampir 12 ribu madrasah yang belum menikmati listrik. Namun dia mengapresiasi sikap Kementerian Agama yang membuka data tersebut.
"Saya kaget melihat data ini, masih ada hampir 12 ribu madrasah tidak punya listrik, sudah 75 tahun kita merdeka. Ini menjadi PR kita semua, betul-betul menangani dengan baik. Keberpihakan dari kita semua, harus diwujudkan dalam kebijakan nanti dalam bentuk anggaran," tutur dia.