Sabtu 04 Jul 2020 10:14 WIB
Islam

Syair Sunur: Rindu-Dendam Seorang Ulama Minangkabau Abad 19

Syair Sunur: Tentng duka dan Rindu-Dendam Seorang Ulama Melayu -Minangkabau Abad 19

Kaum perempuan dan anak-anak di Minangkabau tahun 1880.
Foto:

Syekh Daud jadi semakin benci kepada adat Minangkabau dan kaum ortodoks Ulakan. Ia semakin dipermalukan oleh Tuanku Lubuk Ipuh yang berhasil mengawini anaknya. Untuk kedua kalinya Syekh Daud ingin pergi ke Mekah. Tapi sayang, baru sampai di Trumonsebuah kerajaan kecil di pantai barat Aceh yang kaya karena perdagangan ladaia jatuh sakit dan kehabisan uang. Akhirnya Syekh Daud menetap di Trumon.

Disana ia menikah lagi dengan seorang wanita kerabat Raja Bujang, penguasa Trumon (1814-1835). Dari perkawinan itu ia beroleh beberapa orang anak, seorang di antaranya kemudian menjadi ulama terkenal pula, bernama Syekh Muhammad Adam. Syekh Daud juga menjadi guru agama Nyak Bata, putra mahkota Trumon. Nyak Bata adalah anak Raja Bujang dari salah seorang istrinya, seorang wanita indo yang oleh rakyat Trumon dipanggil Si Nona. Ayah Si Nona adalah seorang lelaki Aceh dan ibunya seorang wanita kulit putih bernama Kaatje Stoolte, anak seorang dokter Eropa di Padang. Kaatje bule dan si bujang Aceh itu bertemu di Padang dan kemudian saling jatuh cinta. Ketika bajak laut Le Mme asal Perancis menyerang Padang di tahun 1793 pasangan yang dimabuk cinta itu melarikan diri dari kota itu dan akhirnya terdampar di Trumon.

Padang. De U-Brig. bestond 2 jaar. Er vond een groot herdenkingsfeest plaats, alsmede diverse sportwedstrijden. Bij de volksfeesten op het U-Brigade-plein werd ook de pintjak-minangkabau gedanst.

  • Keterangan foto: Bermain pencak silat di lapangan ala Minangkabau pada tanggal 1 Maret 1948.

Walaupun dekat dengan keluarga istana Trumon, rupanya Syekh Daud menderita batin di rantau yang jauh itu. Ia rindu pulang ke Sunur. Kemudian ia menulis satu syair untuk mengungkapkan kerinduannya itu. Itulah yang kemudian dikenal sebagai Syair Sunur. Di dalam SSn Syekh Daud mengekpresikan kerinduannya kepada kampung halamannya, rasa nelangsa jiwa seorang perantau Minangkabau, dan rasa kangennya kepada anak kandungnya, Umi Salamah, yang ditinggalkannya di Sunur.

Tak ada petunjuk tekstual kapan SSn ditulis oleh Syekh Daud, tapi diperkirakan lebih awal dari tahun 1850. Syair itu kemudian dikirimkannya ke Sunur, membuat orang disana merasa sedih setelah membacanya. Pada suatu hari di tahun 1855 orang Sunur yang merasa kasihan kepada pemimpinnya yang terbuang itu berlayar ke Trumon dengan 6 buah kolek (biduk) untuk menjemput Syekh Daud. Menurut Snackey lagi, mereka membawa satu syair balasan dari Umi Salamah untuk ayahnya (sayang tidak satupun salinan syair itu ditemukan sekarang).

Berdasarkan cerita Muhammad Saleh Datuk Orang Kaya Besar, seorang Pedagang besar Pariaman yang menulis biografinya, Riwayat Hidup dan Perasaian Saya(huruf Jawi, 1914 [cet.ke-2. 1965, huruf Latin]), diperkirakan jarak Sunur [Pariaman] Trumon one way dapat ditempuh kolek atau sekunar selama 7-10 hari, tergantung angin dan cuaca di laut (pada masa itu kapal api/kapal asap belum ada). Para penjemput itu berhasil bertemu dengan Syekh Daud dan mereka membawa ulama yang kesepian itu pulang ke Sunur. Akan tetapi sesampai di lepas pantai Singkil, tidak begitu jauh di selatan Trumon, Syekh Daud menghembuskan nafas terakhirnya. Keenam kolek itu menepi ke pantai untuk menguburkan jasadnya. Sang 'wanderer' itu ternyata tak pernah sempat melihat kampung halamannya lagi.

Pada tahun 1858 Syekh Muhammad Adam, anak Syekh Daud di Trumon, pergi ke Sunur untuk meneruskan perjuangan ayahnya (mungkin juga untuk melihat saudara seayahnya: Umi Salamah). Sesampai di Minangkabau ia bergabung dengan beberapa tokoh tarekat Naqsyabandiyah di darek, meneruskan gerakan pembaharuan melawan kaum ortodoks (Snackey 1888:14). Sebagaimana sikap ayahnya, Syekh Muhammad Adam juga lebih dekat dengan para ulama reformis di darek daripada ulama-ulama Ordo Ulakan.

Sebelum kembali ke Sunur, bersama-sama dengan Syekh Ahmad bin Jalaluddin atau Tuanku Syekh Cangking , salah seorang bekas murid ayahnya, dan ulama-ulama dari Pasir, Silungkang, Bonjol, dan tempat-tempat lainnya di darek, Syekh Muhammad Adam pergi menemui Tuanku Syekh Muhammad Tahir Barulak di Padang Ganting untuk menyusun perjuangan bersama melawan kaum ortodoks.

Snackey mengatakan Syekh Muhammad Adam semula menetap di Cangking tapi kemudian kembali ke Sunur setelah Syekh Ahmad bin Jalaluddin (Tuanku Syekh Cangking) wafat. Syekh Muhammad Adam akhirnya berhasil mengubah pendirian agama Tuanku Lubuk Ipuh. Tuanku itu dan istrinya, Umi Salamah, akhirnya menerima ajaran baru (pindah dari Mazhab Syafii ke Mazhab Hanafi). Konon kabarnya Syekh Muhammad Adam juga telah menulis satu syair yang menceritakan hal ihwal kaumnya (masyarakat) Sunur. Tapi sekarang tidak ada bukti dan informasi mengenai syair tersebut. Umi Salamah meninggal tahun 1876 di Sunur.

SSn (dan SRH) adalah dua teks Melayu-Minangkabau klasik yang sarat dengan informasi historis, tapi sayang belum banyak disentuh oleh peneliti kita. Kisah Syekh Daud menunjukkan penetrasi gerakan Paderi yang gagal menembus benteng kokoh tarekat Syattariyah Ulakan. Memang sampai berakhirnya riwayat Paderi (1838), Pariaman tetap menjadi benteng kuat Ordo Ulakan, yang telah menjadi enclave dalam kepungan ephoria pembaharuan agama yang sudah menjalari bagian tengah pulau Sumatra.

SSn adalah teks yang pendek, tak lebih dari 62 bait. Salinan-salinan SSn sering ditempatkan bersama dengan teks-teks pendek lainnya dalam satu (bundel) naskah. Seringkali salinan SSn didapati terletak berdekatan dengan salinan SRH (sebagai informasi, sekarang masih ada 9 salinan manuskrip dan 6 salinan tercetak SRH yang tersimpan di dunia: di Leiden, Berlin, Kuala Lumpur, London, dan Jakarta (lihat Suryadi, 2001: 103-04 [endnote 8 & 9]). Semua salinan manuskrips SSn ditulis dalam aksara Arab-Melayu (Jawi). Sedangkan beberapa salinan cetakannya ditulis dalam aksara Latin. Berikut ini deskripsi singkat salinan-salinan SSn (manuscript dan tercetak) yang berhasil saya identifikasi:

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement