REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menjalani puasa Ramadhan selama satu bulan, umat Muslim kemudian menyambut 1 Syawal yang merupakan Hari Raya Idul Fitri. Bulan Syawal adalah bulan ke-10 dalam penanggalan Hijriah.
Mengutip buku berjudul 'Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah Rekomendasi Rasulullah' oleh Amirullah Syarbini & Sumantri Jamhari, kata syawal secara bahasa memiliki makna 'peningkatan amal'. Sebab di bulan Ramadhan, umat Islam diperintahkan melaksanakan puasa, ditambah melakukan berbagai amal shaleh lainnya seperti shalat tarawih, membaca Alquran dan menunaikan zakat fitrah. Dengan demikian, setelah melewati Ramadhan, keimanan seorang Muslim akan meningkat karena berbagai amal tersebut.
Karena itulah, setelah Ramadhan seyogyanya amal saleh pun terus ditingkatkan. Salah satunya dengan melakukan puasa sunah di bulan Syawal. Hal ini seperti dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.
Puasa di bulan Syawal adalah salah satu puasa yang disunnahkan. Selain dapat menutup kekurangan puasa wajib, puasa sunnah di bulan Syawal memiliki keutamaan dan pahala yang besar.
Apa saja keutamaan dari kesunahan puasa enam hari di bulan Syawal? Puasa Ramadhan yang dijalani selama sebulan lamanya menjadi berlipat-lipat lagi nilainya jika dilengkapi dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal. Dalam sebuah hadits dinyatakan, bahwa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri akan menerima pahala layaknya puasa selama satu tahun.
Menukil dari buku berjudul 'Kitab Puasa Sunan Ibnu Majah' oleh Ibnu Majah, disebutkan soal hadits dari Hisyam bin 'Ammar yang menceritakan bahwa Baqiyyah menceritakan, bahwa Shadaqah bin Khalid berkata, bahwa Yahya bin Al-Harits adz-Dzammari berkata, bahwa ia mendengar Abu Asma Ar-Rahabi dari Tsauban maula Rasulullah SAW beliau bersabda, "Siapa saja yang berpuasa enam hari setelah Idul Fitri, maka (puasa) sempurna satu tahun. Siapa saja membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya."
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari saat Syawal, dia seperti berpuasa setahun." (HR. Muslim).
Dalam redaksi lain dinyatakan, "Puasa sebulan Ramadhan (sama) dengan puasa sepuluh bulan. Dan, puasa enam hari saat Syawal (sama) dengan puasa dua bulan. Dengan demikian, sama dengan puasa setahun." (HR. An-Nasa'i).
Selain itu, keutamaan puasa di bulan Syawal itu layaknya puasa sepanjang hari. Abu Ayub mengatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang berpuasa bulan Ramadhan kemudian diikutinya dengan enam hari Syawal maka ia seperti berpuasa sepanjang masa." (HR Muslim).
Sementara itu, Syaikh Muhammad bin Shalil Al-Utsaimin dalam bukunya "Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat Puasa dan Haji (Fatawa Arkanul Islam)" menuliskan, Ahlul ilmi berkata bahwa puasa di bulan Syaban dan puasa enam hari pada bulan Syawal diibaratkan seperti shalat Rawatib sebelum dan sesudah shalat fardhu.