Jumat 11 Apr 2025 06:47 WIB

Bayar Utang Puasa Ramadhan Digabung dengan Puasa Sunah, Bolehkah?

Puasa yang harus segera diganti yakni puasa yang dibatalkan tanpa uzur.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ilustrasi berpuasa.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi berpuasa.

REPUBLIKA.CO.ID, Selama bulan Ramadhan, ada sebagian umat Islam yang mungkin berhalangan untuk menunaikan ibadah puasa. Setelah Ramadhan, orang yang mempunyai utang puasa itu pun wajib untuk menggantinya dengan cara berpuasa kembali atau membayar fidyah.

Hal tersebut berdasarkan firman Allah SWT dalam Alquran yang berbunyi:

Baca Juga

 فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ 

Artinya: "Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain." (QS al-Baqarah [2]: 184)

Dalam hadits riwayat Imam Muslim juga dijelaskan:

عَنْ مُعَاذَةَ رضي الله عنه قَالَتْ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ رضي الله عنها، فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِي الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِي الصَّلاَةَ؟ فَقالَتْ: أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ؟ قُلْتُ: لَسْتُ بِحَرْورِيَّةٍ. وَلكِنِّي أَسْأَلُ. قَالَتْ: كَانَ يُصِيبُنَا ذلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ. رواه مسلم

Artinya: Dari Mu'adzah dia berkata, "Saya bertanya kepada Aisyah kenapa gerangan wanita yang haid qadha puasa dan tidak qadho' shalat?". Maka Aisyah menjawab, "Apakah kamu dari golongan Haruriyah?" Aku menjawab, aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya. Dia menjawab, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha' (mengganti) puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqodho' sholat". (HR Muslim).

Dalam kitab Kifayatul Akhyar juz I, halaman 207 juga dijelaskan: 

 وَالْقَضَاء الَّذِي على الْفَوْر هُوَ الَّذِي تعدى فِيهِ بالإفطار فَيحرم تَأْخِير قَضَائِهِ وَالَّذِي على التَّرَاخِي مَا لم يَتَعَدَّ فِيهِ كالفطر بِالْمرضِ وَالسّفر وقضاؤه على التَّرَاخِي مَا لم يحضر رَمَضَان آخر  

Artinya: "Puasa yang harus segera diganti adalah puasa yang dibatalkan dengan sembrono (sengaja dan tanpa uzur). Qadha puasa seperti ini haram ditunda-tunda. Adapun puasa yang tidak harus segera diganti adalah puasa yang dibatalkan tidak disebabkan sembrono (karena uzur), yaitu pembatalan puasa karena sakit atau perjalanan qadha' puasa seperti ini boleh ditunda selama belum datang Ramadhan berikutnya."

Lantas bagaimana cara melaksanakan qadha puasa Ramadhan? Bolehkan digabung dengan puasa sunah?

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Abdul Muiz Ali menjelaskan, pelaksanaan qadha puasa boleh dilakukan dengan cara berurutan sesuai puasa yang ditinggalkan dan boleh juga dilakukan secara terpisah sesuai kemampuan dan kemauan seseorang selama belum masuk bulan Ramadhan berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement