REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Innalillahi wa inna ilaihi raji'iun. Salah satu tokoh yang menjadi inspirasi banyak keluarga Muslim, Mutammimul Ula, telah meninggal dunia pada pukul 07.56 WIB di Rumah Sakit Sentra Medika. Hal ini disampaikan Ismail Mutammimul Ula, putra keenam almarhum.
"Telah berpulang ke rahmatullah, ayahanda kami tercinta dan tersayang. Bapak Mutammimul Ula dalam usia 64 tahun tanggal 14 Ramadhan 1441 Hijriah/7 Mei 2020 pukul 07.56 WIB. Mohon doa, ridho, maaf dan keikhlasannya semua," kata dia dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/5).
Mutammimul lahir di Sragen pada 2 April 1956 di Sragen. Dia menikah dengan Dra Hj Wirianingsih, dan dikaruniai 11 anak. Pasangan ini menjadi inspirasi bagi kalangan keluarga Muslim karena mampu menciptakan anak-anak penghafal Alquran atau hafiz.
Afsalurrahman Assalam, putra pertama, hafal Alquran pada usia 13 tahun. Anak keduanya yakni Faris Jihady Hanifa hafal Alquran saat 10 tahun, lalu anak ketiganya hafal Alquran sejak usia 16 tahun. Anak keempat, Scientia Afifah Taiba, hafal 29 juz sejak SMA.
Kemudian anak kelima, Ahmad Rasikh Ilmi, hafal 15 juz Alquran, saat buku "10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an" ditulis pada lebih dari 10 tahun lalu. Dan anak keenam Ismail Ghulam Hakim hafal 13 juz Alquran. Anak ketujuh, Yusuf Zaim Hakim, hafal 9 juz Alquran.
Anak kedelapan, Muhammad Syaihul Basyir hafal Alquran 30 juz ketika duduk di bangku 6 SD. Anak kesembilan, Hadi Sabila Rosyad, putra kesembilan hafal 2 juz Alquran saat buku "10 Bersaudara Bintang Al-Qur’an" ditulis. Putri kesepuluh, Himmaty Muyassarah, hafal 2 juz Alquran saat buku itu ditulis.
Tamim dalam sebuah kesempatan mengatakan, yang menjadi kunci keberhasilan hidup di dunia dan akhirat adalah banyak amal ibadah dan berdoa. Tamim bersama istrinya memberikan perhatian pada manajemen waktu, dan istiqamah dalam mendidik anak.
Tamim dan istrinya, pun sebetulnya bukan seorang hafiz-hafizah. Almarhum Ustaz Tamim punya hafalan 3-5 juz Alquran, sedangkan istrinya, baru menghafal 2 juz. Meski begitu, mereka yakin untuk kembali kepada Alquran dan ini menjadi dasar bagi pasangan tersebut untuk menjadikan anak-anaknya penghafal Alquran. Bagi mereka, pendidikan anak harus dilakukan secara bahu-membahu baik dari ayah maupun ibu.
Secara terpisah, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menyatakan duka cita. Almarhum merupakan aktivis dakwah hingga tercatat sebagai salah satu Ketua Umum Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) dan pendiri Partai Keadilan dan seorang pendidik andal dalam keluarga.
Hidayat mendoakan almarhum agar mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT. “Semoga Allah karuniakan husnul khatimah untuk hamba-Nya yang sangat baik ini. Dan Allah Rahman Rahim berkenan memasukkan beliau ke surga-Nya al-Jannah, bersama para shalihin dan shiddiiqiin, bersama para awliyaa dan syuhadaa. Dan keluarga serta kami yg ditinggalkan,semoga dikaruniai ridha dan istiqamah untuk lanjutkan dakwah dan perjuangan Beliau. Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir lanaa wa lahu. Alfaatihah,” kata Hidayat mendoakan.