REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wafatnya Mutammimul Ula, salah seorang tokoh yang menginspirasi banyak keluarga Muslim dalam pendidikan Alquran, meninggalkan kesan mendalam bagi banyak pihak. Tidak hanya sanak saudara dan sahabatnya, tetapi juga bagi mereka yang pernah mengenal almarhum walau sebentar.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zakaria Maulana Arif mengaku meski hanya sebentar berinteraksi dengan almarhum, interaksi itu cukup berkesan. Ketika itu, menurut Zakaria, semasa kelahiran gerakan mahasiswa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
"Kemudian, saya dan teman-teman dikumpulkan untuk mengikuti kajian politik Islam di wilayah Rawamangun, dan salah satu pengisinya beliau. Cerdas, tegas, ramah, dan saleh tentunya," ujar Zakaria kepada Republika.co.id, Kamis (7/5).
Selain itu, Zakaria juga kagum dengan sistem pembinaan rumah tangga almarhum. Kisah keluarga Mutammimul Ula pernah dibukukan dengan judul 10 Bersaudara Bintang Alquran. Saat buku tersebut ditulis, anak kelima almarhum, Ahmad Rasikh Ilmi, hafal 15 juz Alquran. Sementara itu, putra keenam, Ismail Ghulam Hakim, sudah hafal 13 juz Alquran.
Selanjutnya, putra ketujuh, Yusuf Zaim Hakim, hafal 9 juz Alquran, sedangkan putra kedelapan, Muhammad Syaihul Basyir, sudah hafal Alquran 30 juz ketika duduk di kelas 6 SD. Selanjutnya, Hadi Sabila Rosyad dan Himmaty Muyassarah, putra kesembilan dan putri kesepuluh, masing-masing hafal 2 juz Al-Qur’an.
"Membina keluarganya yang luar biasa. Sebelah anaknya menjadi para penghafal Quran. Itu yang bikin kami semua 'iri' dengan sistem pembinaannya di rumah bersama Ustazah Wirianingsih," kata Zakaria memberikan pujian.
Mutammimul Ula lahir di Sragen, 2 April 1956 silam. Suami Dra Hj Wirianingsih ini merupakan salah seorang pendiri Partai Keadilan (embrio PKS). Kemudian, almarhum bergabung dengan PKS, lalu terpilih sebagai anggota DPR periode 1999-2004. Pada pemilihan legislatif 2004, Mutammimul Ula kembali melenggang ke Senayan, terpilih untuk kedua kalinya sebagai wakil rakyat.