REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menyikapi perkembangan era disrupsi yang kian masif, Laznas BMH terus membekali para dai. Pembekalan itu terutama ditujukan kepada dai muda untuk lebih sadar dan antisipatif dengan perkembangan zaman dan teknologi. Hal itu dilakukan antara lain oleh Laznas BMH Perwakilan Jawa Timur, Sabtu (14/3).
"Sekarang era disrupsi. Banyak hal terjadi begitu cepat dan bahkan ada yang tak terduga. Karena itu, para dai muda diharapkan punya kesadaran dan semakin giat dalam dakwah, termasuk dakwah lewat dunia digital di era disrupsi ini," terang Kepala Program dan Pemberdayaan BMH Perwakilan Jawa Timur, Imam Muslim, dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Dalam acara yang berlangsung di Aula Pesantren Arrohmah Tahfizh Malang itu, para dai muda dari seluruh Jawa Timur mengaku penting memahami realitas belakangan ini.
"Saya merasa bertambah wawasan saya, mulai dari bagaimana menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah hingga pada sisi yang lebih luas lagi di era disrupsi. Insya Allah saya dan teman-teman muda akan coba melakukan perencanaan dakwah di era digital secara lebih baik," tutur dai muda asal Sampang Madura, Anshori.
Pelatihan dai muda yang diikuti ratusan peserta itu mengangkat tema “Membangun Visi dan Militansi Dai Muda di Era Disrupsi."
Hadir sebagai nara sumber utama dai senior Hidayatullah Ustadz Abdurrahman selaku Pembina Hidayatullah Jawa Timur.
"Dai muda mesti siap menghadapi era disrupsi, dimana masyarakat sudah banyak beralih ke dunia digital. Kalian harus lebih mampu menghadirkan konten dakwah yang baik, progresif, dan beradab. Jangan sampai kita justru kalah oleh produk teknologi manusia, di mana dakwah menjadi tertinggal. Ayo belajar, terus bangun sinergi agar dakwah di era disrupsi tidak mencerabut umat dari ajaran yang sangat mulia ini," urainya.