REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Bagi seorang Muslim, dunia adalah tempat persinggahan sementara menuju kehidupan abadi di akhirat. Karena itu, seorang Muslim menjadikan dunia sebagai ladang amal untuk bekalnya pulang ke akhirat.
Namun, tidak sedikit orang yang hobi mengumpulkan dunia. Mereka melakukan segala macam cara untuk mencari kekayaan dunia. Seakan-akan mereka lupa bahwa aka nada kehidupan selanjutnya yang abadi di akhirat nanti.
“Orang yang hobinya mengumpulkan dunia akan ditimpa lima perkara,” kata Ustaz Muhajir Affandi MSi saat mengisi pengajian guru dan tenaga kependidikan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/2).
Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Muhajir membahas Kitab Nashoihul ‘Ibad. “Kelima perkara tersebut adalah panjang angan-angan, akan terjangkit penyakit tamak, pelit, jorok (tidak melihat halal haram), dan melupakan akhirat,” ujar dosen Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Seharusnya, kata Muhajir, dunia ini dijadikan tunggangan dan ladang berbuat kebaikan untuk meraih kebahagiaan hidup di akhirat. “Sebaik-baik tunggangan adalah dunia. Maka naikilah dunia itu untuk membawamu sampai ke akhirat,” kata Muhajir mengutip pernyataan Imam Fakhrurroji.
Ia juga mengutip pernyataan Ali bin Abi Thalib, “Dunia tempat kebenaran bagi orang yang tahu tentang kebenaran. Dunia tempat mendapatkan keselamatan bagi orang yang memahami tentang kehidupan dunia. Dunia merupakan tempat untuk hidup cukup bagi orang yang memiliki ilmu tentang hidup yang baik.”
Dalam kesempatan itu, ia pun menyebutkan tiga cara menjadi orang baik. “Tebarkan kebaikan, berbuat kebaikan, dan menjadi contoh kebaikan,” ujar Muhajir Affandi.