Rabu 19 Feb 2020 09:57 WIB

Dar Al-Ifta Mesir: Warisan Islam Penting untuk Pembaruan

Warisan atau sejarah disebut bukan masalah dalam dunia Islam.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Dar Al-Ifta Mesir: Warisan Islam Penting untuk Pembaruan . Foto: Piramida Mesir
Foto: flickr
Dar Al-Ifta Mesir: Warisan Islam Penting untuk Pembaruan . Foto: Piramida Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, MESIR -- Dar Al-Ifta Mesir atau otoritas utama Mesir tentang fatwa agama (Islam) mengutuk rencana pengecualian total warisan Islam dalam upaya memperbarui ilmu Islam dan wacana Agama dengan alasan masa lalu tidak suci. Pemahaman terhadap warisan tetap penting untuk pengembangan dan kemajuan agama.

Warisan atau sejarah juga disebut bukan penyebab masalah sosial yang mengganggu dunia Muslim. Alih-alih, Dar Al-Ifta menyebut masalah yang dihadapi saat ini adalah hasil dari upaya untuk menghapus warisan tersebut.

Baca Juga

Dar Al-Ifta lalu menegaskan bahwa membaca dengan kritis diperlukan untuk memperbarui ilmu-ilmu Islam. Perlunya advokasi sebagai upaya untuk mempertahankan pondasi sembari memastikan bahwa interpretasi yang ada kompatibel dengan perubahan sosial dan hal lain yang sedang berlangsung.

Dikutip di Egyptindependent, Dar Al-Iftaa menekankan bahwa menghapuskan warisan Islam akan mencegah orang memahami agama Islam dan meningkatkan kehidupan mereka.

Selama Konferensi Internasional Al-Azhar tentang Renovasi Wacana Islam pada bulan Januari, Presiden Universitas Kairo, Mohamed al-Khosht, mendebat Syekh Agung Al-Azhar, Ahmed al-Tayyeb, dan berpendapat untuk pembaharuan wacana keagamaan. Ia menggarisbawahi pentingnya ketergantungan pada Alquran serta hal-hal yang benar Sari Sunnah Nabi.

Dua hal ini didefinisikan sebagai isi dari kebiasaan sosial dan hukum komunitas Islam yang didasarkan pada kehidupan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW. Sunnah, di samping Quran dan Hadis, atau rekaman ucapan Nabi, membentuk dasar Syariah atau hukum Islam.

"Wacana keagamaan saat ini diciptakan untuk era selain kita dan berbagai tantangan modern," ujar Presiden Universitas Kairo, dikutip di Egyptindependent, Rabu (19/2).

Di sisi lain, Syekh Agung Al-Azhar, Almed al-Tayyeb mengatakan bahwa warisan yang sama yang diremehkan hari ini telah melahirkan seluruh bangsa dan mencapai hidup berdampingan di negara itu. "Bagaimana dunia Islam sebelum kampanye Perancis?  Itu mengikuti hukum warisan," lanjutnya.

Sementara itu, Presiden Mesir, Abdel fattah al-Sisi telah menyerukan sejumlah kesempatan untuk pembaharuan wacana keagamaan. Terbaru ia sampaikan akhir bulan Januari, dalam konteks pertempuran berkelanjutan antara negara melawan ekstremisme.

Ia menyebut kegagalan dalam memperbarui wacana ini, membuka pintu bagi ulama palsu untuk membajak pikiran kaum muda dan mendorong mereka ke arah kekerasan. Kekeliruan ini lahir dari interpretasi sesat atas Alquran dan distorsi yang disengaja dari Sunnah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement