REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Urusan Muslim Singapura Masagos Zulkifli meminta semua Muslim yang melaksanakan shalat di Masjid membawa sajadah sendiri dan menghindari bersalaman dengan sesama. Hal ini dimaksudkan sebagai langkah-langkah melindungi jamaah dari virus corona.
Seperti dilansir Strait Times, Jumat (14/2), sebelum pelaksanaan shalat Jumat di Masjid Angullia, Masagos menyampaikan hal itu kepada awak media. Masagos memuji bagaimana umat Islam di Singapura meningkatkan tindakan pencegahan terhadap serangan virus corona.
Masagos mengingatkan pada jamaah tentang pentingnya praktik kebersihan. Masagos menegaskan langkah-langkah tersebut juga ditekankan para mufti di Singapura yang merupakan otoritas Muslim tertinggi di negara itu melalui dokumen pedoman agama yang diunggah dalam laman Dewan Agama Islam Singapura (Muis). Masagos menyampaikan salah satu langkah lain mencegah penyebaran virus corona adalah menghindari berjabat tangan atau bersalaman dalam adat umat Islam.
"Dalam keadaan seperti ini kita tidak akan berjabat tangan. Tapi bila Anda melakukannya, cuci tangan Anda, pastikan Anda tak menyentuh wajah. Ini hanya tindakan pencegahan bagi kita yang selalu melupakan itu," katanya.
Tempat ibadah di Singapura tengah menjadi sorotan setelah di beberapa tempat ibadah di Singapura ditemukan adanya kasus virus corona. Sebab itu pula sejak Rabu, Gereja Grace Assembely of God Singapura juga telah menghentikan semua layanan dan kegiatannya selama dua pekan setelah adanya laporan dua karyawan terinfeksi virus corona.
Lima kasus lainnya juga dikaitkan terjadi di gereja pada Kamis sehingga totalnya menjadi tujuh kasus. Gereja Grace menjadi gereja ketiga yang terkena dampak wabah virus itu.
Seperti kasus seorang warga Singapura berusia 71 tahun yang mengunjungi gereja Metodis Paya Lebar sebelum kemudian ia dikirim ke rumah sakit karena terinfeksi virus. Sementara pasangan dari Wuhan, China dan tiga warga Singapura lainnya yang terinfeksi virus juga dikaitkan dengan tempat ibadah The Life Church dan Missions Singapore di Paya Lebar.
Masagos pun menanggapi pernyataan tentang mengapa masjid di Singapura tidak mengambil data suhu tubuh jamaah meski jumlahnya sangat besar. "Secara logistik sangat sulit melakukannya dalam kasus seperti itu. Dalam shalat Jumat sebanyak 5.000 jamaah berkumpul. Sebaliknya apa yang dilakukan pihak berwenang adalah menasihati agar orang tinggal di rumah jika mereka demam atau memiliki gejala seperti batik dan pilek," katanya.
Masagos juga menambahkan masjid-masjid di Singapura akan mengambil panduan dari Departemen Kesehatan bila situasi memburuk. Hal itu sebagai langkah yang diambil untuk mencegah infeksi semakin meluas.