Selasa 11 Feb 2020 20:30 WIB

MUI Ingin Teguhkan Kiblat Bangsa di KUII ke-7

KUII bertujuan mewujudkan kualitas umat Islam terbaik dalam lima aspek .

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
MUI Ingin Teguhkan Kiblat Bangsa di KUII ke-7. Sekjen MUI Anwar Abbas.
Foto: Darmawan / Republika
MUI Ingin Teguhkan Kiblat Bangsa di KUII ke-7. Sekjen MUI Anwar Abbas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia akan menyelenggarakan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-7 di Pangkalpinang, Provinsi Banga Belitung pada 26-29 Februari 2020. KUII bertujuan mewujudkan kualitas umat terbaik dalam lima aspek di bidang politik, ekonomi, hukum, pendidikan, dan kehidupan beragama dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta dunia.

Kegiatan bertema 'Stategi Pejuangan Umat Islam Indonesia untuk Mewujudkan NKRI yang Maju dan Beradab' ini dilaksanakan sebagai wujud pengamalan Islam Wasathiyyah yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Ketua Steering Committee (SC) KUII ke-7 Buya Anwar Abbas menyampaikan tujuan KUII ke-7 secara khusus untuk kembali meneguhkan kiblat bangsa.

Baca Juga

"Sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa yang termaktub dalam pembukaan (mukaddimah) dan pasal-padal UUD 1945 serta ajaran Islam," kata Buya Anwar kepada Republika.co.id melalui siaran pers, Selasa (11/02).

Ia mengatakan, di dalam KUII ini MUI juga ingin merumuskan rancangan dan strategi bagaimana memaksimalkan peran umat Islam dalam berbagai bidang kehidupan. Khususnya di bidang ekonomi, politik, hukum, pendidikan, dan kebudayaan. MUI juga ingin mewujudkan peran terbaik umat Islam dalam menjaga keluhuran agama dan mengelola negara.

Pada KUII ke-7 ini targetnya bisa menguatkan harmoni umat Islam Indonesia dalam mengawal kiblat bangsa. Sehingga ke depannya arah pembangunan nasional senantiasa sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. MUI dalam kegiatan ini juga menargetkan semakin solidnya peran umat Islam lintas sektoral dalam mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa.

"MUI menargetkan tersusunnya strategi perjuangan umat Islam Indonesia yang terbaik, seiring dengan perkembangan zaman era digital yang ditandai dengan realita disrupsi dan pergeseran norma," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement