REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menanggapi usulan pembangunan 'terowongan silaturahim' yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Dia menilai pembangunan terowongan tersebut tidak masalah karena terdapat maslahat di dalamnya.
"Aktivitas di kedua tempat ini (Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal) sering kali padat. Sehingga orang yang ke gereja memarkirkan kendaraannya di kawasan Masjid Istiqlal. Dan untuk ke gerejanya mereka harus menyeberangi jalan raya, tentu ini menimbulkan bahaya," ujar dia kepada Republika.co.id, Jumat (7/2).
Karena itu, Anwar menyambut positif pembangunan terowongan tersebut. Keberadaan terowongan ini, menurut dia, tentu bisa membuat orang-orang yang melintas, baik dari Istiqlal ke Katedral atau sebaliknya, terhindar dari marabahaya.
Para pelintas pun, lanjut Anwar, akan dimudahkan dengan adanya terowongan itu. "Terowongan yang akan dibangun itu semacam underpass untuk memudahkan orang menyeberang dari sisi masjid ke Katedral dan sebaliknya, ya tidak masalah, malah bagus.
Rencananya, pembangunan terowongan akan sejalan dengan penyelesaian renovasi besar-besaran yang dilakukan di kompleks masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut.
"Ada usulan dibuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Tadi sudah saya setujui. Ini menjadi terowongan silaturahim. Tidak kelihatan berseberangan tapi (terjalin) silaturahim," jelas Presiden Joko Widodo di kompleks Masjid Istiqlal, Jumat (7/2).