Sabtu 01 Feb 2020 15:57 WIB

Salahuddin al-Ayyubi: Simbol Kepahlawanan dan Kebijaksanaan Dalam Islam

Salahuddin al-Ayyubi membebaskan sebagian besar orang-orang Nasrani yang ditawan

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Salahuddin al-Ayyubi: Simbol Kepahlawanan dan Kebijaksanaan Dalam Islam
Salahuddin al-Ayyubi: Simbol Kepahlawanan dan Kebijaksanaan Dalam Islam

Jangan tumpahkan darah, sebab darah yang tepercik tak akan tertidur.”

Itulah kalimat terakhir yang disampaikan Salahuddin al-Ayyubi kepada putranya, az-Zahir, sesaat menjelang kematiannya. Wasit tersebut sejalan dengan pendirian dan tindakan Salahuddin al-Ayyubi selama hidup. Ketika pasukan salib dikalahkan, yang dilakukan Salahuddin al-Ayyubi bukanlah menjadikan orang-orang Nasrani sebagai budak.

Ia malah membebaskan sebagian besar orang-orang Nasrani yang ditawan tanpa dendam. Padahal pada tahun 1099, ketika pasukan salib dari Eropa merebut Yerusalem, 70 ribu orang muslim di kota itu dibantai dan sisa-sisa orang Yahudi digiring ke sinagog untuk dibakar.

Diantara sekian banyak tokoh muslim terkemuka, Salahuddin al-Ayyubi (1138-1193) yang di Barat dikenal dengan nama Saladin, memiliki tempat yang sangat terhormat di kalangan umat Islam, terutama karena Salahuddin adalah pejuang muslim yang berhasil merebut kembali kota suci Yerusalem pada 1187 setelah dikuasai tantara salib selama hampir 90 tahun. Kiprah Salahuddin dalam perang salib tersebut menancapkan pengaruh yang dalam seiring dengan residu Perang Salib itu sendiri yang hingga kini terus membayangi pola relasi antara Islam dan Barat pada umumnya.

“Selain dikagumi kalangan muslim, Salahuddin al-Ayyubi juga memiliki reputasi besar di kalangan Kristen Eropa. Ia dikenal dengan sifat-sifatnya yang mulia, sederhana, cinta ilmu, shaleh, taat beribadah, akrab, dan toleran terhadap orang lain, termasuk kepada kaum nonmuslim.”

Kisah perang dan kepemimpinannya banyak ditulis dalam karya puisi dan sastra Eropa. Salah satunya adalah The Talisman (1825) karya Walter Scott. Cerita-cerita heroiknya telah banyak dicatat dalam buku-buku sejarah. Bahkan penggalan kisahnya diangkat oleh Ridley Scott dalam film Kingdom of Heaven (2005).

Salahuddin adalah seorang jendral dan mujahid muslim. Di dunia Islam dan Kristen ia dikenal karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang kesatria serta pengampun terhadap musuh-musuhnya. Pelajaran kemiliteran didapatkan Salahuddin dari pamannya Asaduddin Shirkuh yang menjadi panglima perang Turki Saljuk. Bersama dengan pamannya, Salahuddin menguasai Mesir dan mendeposisikan sultan terakhir Dinasti Fatimiyah.

Salahuddin al-Ayyubi adalah pahlawan paling mengagumkan yang pernah dipersembahkan oleh peradaban Islam sepanjang abad VI hingga VII Hijriah. Berkat Salahuddin, umat dan peradaban Islam terselamatkan dari kehancuran akibat serangan dari kaum salib.

Sejarawan Philip K. Hitti, penulis buku The History of The Arabs membagi perang salib menjadi tiga periode. Periode pertama disebut periode penaklukkan daerah-daerah kekuasaan Islam. Pasukan salib yang dipimpin oleh Godfrey of Bouillon mengorganisasi strategi perang dengan rapi. Mereka berhasil menduduki kota suci Yerusalem pada 7 Juni 1099. Pasukan salib melakukan pembantaian besar-besaran selama lebih kurang satu minggu terhadap umat Islam tanpa membedakan laki-laki dan perempuan, anak-anak dan dewasa, tua dan muda. Kemenangan pasukan salib dalam periode ini telah mengubah peta dunia Islam dan situasi di Kawasan itu.(diko)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement