REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rumah Sosial Komunitas Tajahud Berantai (Kutub) mengedukasi masyarakat melalui gerakan sedekah minyak jelantah (minyak sisa).
Melalui gerakan ini Rumah Sosial Kutub membeli minyak jelantah dari masyarakat untuk dijual ke Eropa dan hasilnya untuk kegiatan sosial. Direktur Eksekutif Rumah Sosial Kutub, Suhito, mengatakan, gerakan sedekah minyak jelantah merupakan gerakan hidup sehat (go health), hidup bersih (go green), dan hidup berkah (go berkah).
Jadi melalui gerakan ini Rumah Sosial Kutub mengedukasi masyarakat untuk tidak menggunakan minyak jelantah dan tidak membuangnya di sembarang tempat.
"Jadi mekanismenya kita beli minyak jelantah dari warga, Rumah Sosial Kutub sebagai pengepul. Lalu kita jual ke rekanan kita untuk selanjutnya dijual ke Eropa sebagai bahan biodiesel generasi ke-3," kata Suhito melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Rabu (29/1).
Dia menjelaskan, hasil penjualan minyak jelantah untuk kegiatan sosial 40 persen dan 60 persen kembali ke warga. Hasilnya juga untuk membantu anak yatim, dhuafa, dan mereka yang membutuhkan.
Jadi minyak jelantah dari masyarakat dikumpulkan dan ditampung dalam tong sedekah minyak jelantah yang telah disediakan di kampung tersenyum.
Untuk itu Rumah Sosial Kutub meluncurkan program Pemberdayaan Kampung Tersenyum di Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan pada Rabu (29/1).
Target Rumah Sosial Kutub dapat membuat program kampung tersenyum di seluruh kelurahan yang ada di Jakarta Selatan pada 2020.
Kelurahan yang bergabung dalam program kampung tersenyum akan diberikan edukasi tentang dampak buruk limbah minyak jelantah dan cara memanfaatkannya.
"Rencananya program ini ke depannya akan menjadi sebuah kampung ekowisata dari pemanfaatan sedekah minyak jelantah yang berhasil dikumpulkan," ujarnya