REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Haji Said Aqil Siroj meminta agar pemerintah Indonesia turut membantu mendinginkan panasnya suasana antara Iran dan Amerika Serikat.
"Saya minta pemerintah, Presiden berbuat sesuatu untuk mendinginkan atau meredam konflik Iran-AS," kata Said Aqil di Gedung PGI Jakarta, Jalan Salemba Raya No 10, Jakarta, Sabtu (11/1).
Said Aqil mengaku tak heran dengan sikap AS terhadap Iran. Menurutnya, selama ini AS selalu berbuat apapun yang ditolak masyarakat Timur Tengah. Ia pun mencontohkan pemindaban ibu kota Palestina menjadi ibu kota Israel.
"Itu kan sangat menyakiti umat Islam. Itu dilakukan Amerika. Apapun, seperti perang Yaman, didukung Amerika. Saya tdk ikut campur politiknya, tapi yang jelas seperti di Yaman kelaparan, pembunuhan luar biasa," tuturnya.
Iran diketahui telah menyatakan tak akan lagi terikat dalam komitmen perjanjian nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) setelah AS membunuh Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Iran mengatakan akan melanjutkan upaya pengayaan uranium.