REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dzikir Nasional 2019 yang diadakan oleh Republika menjadi ajang menebar kebaikan dalam merayakan pergantian tahun masehi menuju 2020. Ini merupakan acara rutin yang diadakan Republika sejak 18 tahun lalu.
Ratusan jamaah sudah memadati Masjid At- Tin pada Selasa (31/12) untuk mendengar tausiyah dari Mamah Dedeh usai shalat Ashar.
Mamah Dedeh menyebutkan bahwa perayaan pergantian tahun baru masehi dapat dilakukan dalam bentuk kebaikan, seperti yang dilakukan dalam Dzikir Nasional.
"Ngapain sih Republika bikin acara merayakan tahun baru Masehi? Harus dilihat manfaatnya, lebih baik dzikir daripada hura-hura," ujar Mamah Dedeh saat membuka tausiyah di Masjid At- Tin, Selasa (31/12).
Ucapan Mamah Dedeh ini juga diamini oleh para pengunjung dalam Dzikir Nasional ini. Salah satu pengunjung, Lisa Arina (27 tahun) mengungkap kepada Republika.co.id bahwa sebelumnya dia tidak menganggap penting perayaan tahun baru yang berisik dan penuh dengan hura-hura.
Biasanya ia hanya menghabiskan libur tahun baru di rumah, dan tidak berminat keluar karena ia tidak mau terjebak kemacetan.
"Kalau acara ini kan lebih bermanfaat, ada tausiyah, bazaar buku Islam juga donor darah. Semua kebaikan bisa didapat di acara ini," kata Lisa.
Sementara itu Miftahul Huda (22 tahun) datang untuk memborong buku- buku di bazaar buku Islami. Sebagai penggemar literatur Islami, ia menilai acara ini sangat bermanfaat dalam merayakan pergantian tahun baru.
"Saya baru kali ini kesini, sengaja banget buat ngeborong buku- buku. Untuk yang gemar membaca acara ini sangat bermanfaat," kata Huda.
Dalam Dzikir Nasional terdapat bazar buku, kuliner halal, cek kesehatan gratis, donor darah, dan hiburan islami. Dzikir nasional dihadiri ulama dan tokoh nasional yang akan mengisi ceramah keagamaan dan kebangsaan. Mamah Dedeh menyampaikan inspirasi keislaman mulai bakda Ashar.
Puncak acara dimulai bakda shalat Isya berjamaah. Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan sambutan. Kemudian disambung ceramah keagamaan dari Habib Jindan, Ustaz Khalidi Asadil Alam, Ustaz Jazir, KH Cholil Nafis, dan Ustaz Abdul Mu’thi.